Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kemenangan Joe Biden di Depan Mata, Angin Segar bagi Prabowo?

5 November 2020   19:07 Diperbarui: 5 November 2020   19:14 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilpres di Amerika Serikat (AS) berlangsung sangat sengit. Dua orang politisi gaek karena sama-sama berusia di atas 70 tahun saling mengklaim kemenangan dan saling mengancam akan melayangkan gugatan secara hukum karena merasa dirugikan.

Kedua kandidat adalah Joe Biden dari Partai Demokrat, usianya sudah 78 tahun pada 20 November 2020 mendatang. Lawannya adalah petahana Donald J Trump, berusia 74 tahun. Berita terakhir, kemenangan sudah di depan mata Biden, karena telah meraih 264 electoral votes (EV), sementara Trump baru memastikan 214 EV. 

Tinggal mengumpulkan 6 EV lagi bagi Biden untuk memenangkan pertarungan sekaligus menjadi Presiden ke-46 AS. Sekiranya hal itu jadi kenyataan, sungguh Biden telah memberikan pelajara berharga, bahwa semangat juang harus selalu dipupuk, meskipun usia semakin menua.

Berbicara soal politisi gaek, Mahathir Mohamad dari negeri jiran Malaysia yang paling jago. Betapa tidak, sekarang saja pada usia 95 tahun, ia masih aktif berpolitik. Mahathir tercatat sebagai kepala pemerintahan tertua di dunia, ketika kembali "turun gunung" dan terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia (10 Mei 2018 - 1 Maret 2020). Ketika dilantik, Mahathir sudah berumur 93 tahun.

Rupanya menjadi PM Malaysia terlama sepanjang sejarah (1981 - 2003) belum cukup bagi Mahathir, syahwat politiknya tetap berkobar. Mahathir membuktikan, usia bukan faktor penghalang. Rasa percaya dirinya tetap tinggi meski rivalnya adalah politisi muda yang justru dulu menjadi binaannya.

Dunia politik memang rada unik. Bahwa kaderisasi di tubuh partai politik merupakan hal yang mutlak demi kesinambungan partai dalam jangka panjang, tak terbantahkan lagi. Partai yang sedikit kadernya, yang hanya diisi orang tua saja, dipastikan tidak lama lagi akan masuk kotak.

Tapi jika politisi gaek masih mencari panggung dan menyingkirkan yang muda-muda, tidak bisa ditafsirkan sebagai langkah mundur. Sebagai contoh, di AS, setelah Barack Obama menjadi orang nomor satu AS pada usia 47 tahun, berikutnya digantikan Trump yang ketika menerima estafet dari Obama sudah 70 tahun. Sekarag, jika Trump tumbang, akan diganti oleh yang lebih gaek lagi, Biden.

Langkah mundur akan bukan, menjadi terbuka untuk diperdebatkan. Jika pemimpin gaek berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat sehingga dicintai publik, suara miring akan berkurang. Tak kan banyak orang yang mencibir, kecuali mungkin dari segelintir lawan politiknya. 

Nah, jika kondisi di AS tersebut diproyeksikan ke dalam negeri Indonesia, menjadi wajar apabila Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, digadang-gadang akan menjadi presiden RI pada 2024. Kalau itu terwujud (tentu bila Prabowo maju pada pilpres 2024 dan meraih suara terbanyak), maka Jokowi yang relatif muda akan menyerahkan estafet ke Prabowo, politisi gaek yang masih energik.

Ibarat Biden yang pernah jadi wakil presiden saat Obama memimpin AS, maka dengan menjadikan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, Jokowi juga seperti melapangkan jalan buat Prabowo untuk menjadi presiden berikutnya.

Prabowo sendiri sekarang berusia 69 tahun (beliau lahir 17 Oktober 1951). Pada 2024, usia Prabowo sudah 73 tahun. Tua? Jelas, bila dibandingkan pesaingnya. Seperti yang diramaikan sejumlah media, untuk pilpres mendatang, Prabowo dikelilingi saingan berusia muda yang sekarang menjadi gubernur di beberapa provinsi, yakni Ganjar Pranowo (Jawa Tengah), Anies Baswedan (DKI Jakarta) dan Ridwan Kamil (Jawa Barat). 

Tapi, 73 tahun masih muda ketimbang Biden di AS, apalagi bila dibandingkan dengan Mahathir Mohammad. Toh, bila jadi Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani yang sekarang menjadi Ketua DPR dan santer disebut akan menjadi cawapresnya Prabowo, citra ketuaan Prabowo terbantu oleh kemudaan Puan yang sekarang baru 47 berusia tahun.

Eh, ngomong-ngomong masak tidak ada lagi politisi gaek yang masih bernafsu menjadi pemimpin bangsa? Ada sih, tapi peluangnya amat kecil. Contohnya, Amien Rais yang lagi membuat partai baru. Tokoh kunci pada reformasi 1998 ini telah berusia 76 tahun atau sudah 80 tahun saat pilpres 2024. Namun, partai bentukan Amien diyakini hanya sebagai partai marjinal saja di panggung politik nasional.

Selain Amien, ada juga Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Namun, politisi yang usianya sama dengan Prabowo ini lebih suka jadi kingmaker. Nama lain adalah Wiranto, namun sudah menepi dari panggung politik. Megawati masih powerful tapi diduga akan memainkan peranannya untuk mendorong Puan Maharani menggapai kursi RI-2 dan setelah itu RI-1.

Kembali ke pilpres di AS, memang tak ada kaitannya dengan Indonesia. Tapi, boleh saja dilihat sebagai memberi angin segar bagi politisi berusia tua untuk tetap berjuang menggapai impiannya.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun