Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cermati Kerugian BUMN: Akibat Korupsi, Resesi, atau Tugas Khusus?

3 November 2020   10:07 Diperbarui: 3 November 2020   10:24 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun demikian, keempat bank tersebut selalu siap menerima penugasan khusus dari pemerintah, seperti menjadi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang berbunga sangat rendah karena tujuannya adalah membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

Hanya saja, bagi bank seperti BRI yang dari dulu sudah punya akar kuat di daerah pelosok karena punya jaringan kantor ke semua kecamatan di seluruh tanah air, mendapat penugasan sebagai penyalur KUR, sebetulnya kurang menguntungkan secara bisnis.

Soalnya, BRI sudah berkibar dengan produk Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) dengan suku bunga sesuai pasar dan tidak disubsidi seperti KUR. Maka, sejak KUR dikenal luas, di BRI terjadi "kanibalisme" dalam arti banyak nasabah Kupedes (yang lebih menguntungkan bagi BRI) minta dikonversi menjadi nasabah KUR.

Tentu saja BRI tidak bisa menolak keinginan nasabah, karena pemerintah sendiri memang menargetkan penyaluran KUR yang besar. Kalau permohonan nasabah ditolak, nasabah akan lari ke bank BUMN lain yang juga menyalurkan KUR.

Coba pula perhatikan perusahaan pelayaran Pelni yang juga sering mengalami kerugian. Namun demikian, Pelni sangat berjasa, karena tanpa Pelni, betapa sulitnya masyarakat di berbagai kepulauan di Indonesia Timur untuk bepergian ke pulau lain. Apalagi sekarang pemerintah mempunyai program tol laut, di mana Pelni juga memainkan peranan yang besar.

Jadi, membicarakan kerugian yang dialami BUMN, tak bisa dipukul rata. Tentu kasus pahit yang menimpa perusahaan asuransi Jiwasraya yang menderita kerugian amat besar karena korupsi, menjadi hal yang perlu mendapat perhatian ekstra, agar tidak menular ke BUMN lain.

Jangan pula ada BUMN yang mumpung diberi penugasan khusus, lalu memunculkan "kreativitas" oknum yang bermain memanfaatkan kesempatan. Karena si oknum berpikir, toh perusahaannya bakal rugi juga, kenapa ia tidak ikut menikmati secara pribadi? Kalau ada yang seperti ini, harusnya tanpa ampun dijatuhi hukuman yang berat.

Namun, sepanjang sebuah BUMN telah bekerja secara profesional dan menerapkan tata kelola yang baik, lalu merugi karena penugasan khusus atau karena mendukung program pemerintah, mohon pula agar masyarakat atau para pengamat yang biasanya kritis, dapat memaklumi. 

Maka, mengantisipasi tutup tahun 2020 ini, jangan kaget bila banyak BUMN yang mengalami penurunan kinerja keuangan, bahkan bisa menderita kerugian. Diperlukan kecermatan dalam menganalisis kondisi tersebut, mengingat reaksi tajam sejumlah pihak atas kerugian Pertamina pada semester pertama tahun ini.

Perlu dipilah, mana BUMN yang rugi karena mendapat penugasan khusus dari pemerintah, mana yang beraroma korupsi atau bentuk penyelewengan lainnya, dan mana yang mencerminkan ketidakmampuan pengurus perusahaan dalam memutar roda bisnis. Tentu juga ada yang rugi karena kondisi resesi, bila banyak perusahaan sejenis lainnya mengalami hal yang sama.

dok. okezone.com
dok. okezone.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun