Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontak Jodoh Masa Lalu, Dokter dan Insinyur Paling Laku

19 Oktober 2020   18:53 Diperbarui: 19 Oktober 2020   19:09 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontak jodoh Harian Kompas (dimuat cnnindonesia.com)

Apakah nama "Biro Jodoh Yasco" cukup akrab di telinga Anda, sehingga gampang mengingatnya? Kalau iya, saya yakin usia Anda paling tidak sudah 40 tahun. Karena biro jodoh tersebut, yang konon biro jodoh pertama di Indonesia, populer pada era sebelum berganti abad baru.

Yasco adalah singkatan dari Yayasan Scorpio, dan biro jodoh itu berdiri sejak tahun 1974. Dari tulisan di detik.com (2/6/2017), disebutkan hingga saat itu, Yasco masih beroperasi menggunakan kantor di bilangan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, dengan cara yang masih manual, dipenuhi arsip nama-nama peserta biro jodoh itu yang terjaga kerahasiaannya.

Tidak didapat informasi, apakah sekarang Yasco masih eksis atau sudah menghilang ditelan zaman seiring menjamurnya aplikasi penyedia kencan online. Tapi, saya sendiri tidak tahu banyak tentang Yasco, meskipun dulu cukup sering membaca kiprahnya di media cetak. Soalnya, ada media yang meliput pertemuan anggota Yasco sebagai ajang untuk saling mengenal dan siapa tahu bertemu jodoh.

Yang saya ingin sampaikan adalah tentang aktivitas rubrik "Kontak" di harian Kompas, karena saya adalah pelanggan setia koran terbesar di negara kita itu. Pada setiap edisi hari Minggu, khususnya waktu saya masih  bujangan, saya lumayan rajin menyimak rubrik ini, terutama melihat profil para wanita yang ditampilkan dan meneliti kriteria lelaki yang didambakannya.

Jadi, meskipun judul rubriknya "Kontak", tapi pembaca menamakannya Kontak Jodoh, karena memang itu maksudnya. Mungkin ada yang bertanya, kenapa Kompas yang citranya adalah koran serius, lebih dominan menurunkan berita politik dan ekonomi ketimbang hiburan, malah menyediakan halamannya yang sangat berharga (memasang iklan di Kompas, tarifnya lebih mahal dibandingkan koran lain) untuk urusan perjodohan yang sepele.

Eit, tunggu dulu, siapa tadi yang bilang jodoh urusan sepele? Justru Kompas sangat memahami kebutuhan sebagian pembacanya yang mayoritas adalah mereka yang berpendidikan tinggi dan bekerja di sektor formal. Ternyata banyak pelanggan Kompas yang kesulitan mendapatkan jodoh, yang terbukti dari demikian banyaknya yang mendaftar agar profilnya ditayangkan di Kompas, meskipun daftar tunggunya relatif lama.

Kompas memulai rubrik tersebut sejak 5 November 1978, dan meraih kejayaannya pada dekade 80-an hingga 90-an. Dikutip dari cnnindonesia.com (14/2/2016), P Hendranto, yang menjadi pengelola rubrik Kontak harian Kompas dari 1982 hingga 2001, mengungkapkan sejarah munculnya rubrik itu.

Adalah wartawan Kompas August Parengkuan (pernah menjadi Duta Besar RI di Italia dari 2012 hingga 2017 dan meninggal dunia pada usia 76 tahun di tahun 2019) yang jadi pencetus ide. Tujuannya untuk membantu menghubungkan pria dan wanita yang membutuhkan pasangan hidup dan merasa terdesak usia. Jelaslah, para remaja atau para mahasiswa yang berniat mencari pacar, tidak mungkin memanfaatkan Kompas.

Makanya, ada persyaratan yang harus dipatuhi para peserta Kontak, yakni usia minimal 30 tahun untuk pria dan 27 tahun bagi wanita, yang dibuktikan dari foto kopi KTP. Bagi janda atau duda yang tertarik, harus pula melampirkan bukti surat cerai atau surat kematian mantan pasangannya. 

Peserta juga diminta menuliskan biodata ringkas mengenai pendidikan, hobi, kegiatan dan kriteria pasangan idaman. Pengelola rubrik akan menyeleksi berkas permohonan. Peserta yang lolos kriteria akan mendapat satu nomor anggota dan biodatanya ditayangkan di Kontak. Nama, alamat dan nomor telpon peserta tidak akan ditayangkan. 

Pembaca yang tertarik dengan salah seorang atau beberapa orang peserta, dan tentu bila ia merasa sesuai dengan kriteria yang diidamkan si peserta, akan melayangkan surat ke pengelola rubrik dengan mencantumkan nomor anggota yang ditaksir. Nantinya surat tersebut akan diteruskan pengelola ke alamat si peserta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun