Bank Syariah di negeri jiran itu jauh lebih besar dari Amanah, yakni Maybank Islamic dengan aset setara Rp 834 triliun dan CIMB Islamic Bank dengan aset Rp 353 triliun (Investor Daily, 14/10/2020).
Bagiamanapun juga, prospek Bank Amanah semestinya lebih cerah. Dengan kapasitas yang lebih besar, bukankah lebih mudah melakukan penetrasi menggarap potensi bisnis syariah yang tersebar di berbagai penjuru tanah air? Jangan lupa, bank syariah tidak saja cocok bagi nasabah muslim, namun juga bagi kalangan non-muslim, seperti yang sukses di Inggris dan Malaysia.
Dengan merger, otomatis akan mendongkrak modal bank, yang berarti juga memperbesar kemampuannya dalam mengucurkan kredit ke nasabah potensial. Kemudian, dengan merger juga akan tercipta efisiensi dan sinergi, tapi jangan sampai berdampak kepada PHK massal.Â
Karyawan yang kehilangan pekerjaan karena posisinya sudah diisi oleh karyawan bank lain yang ikut bergabung, sebaiknya dilatih untuk bisa mengerjakan bidang lain, misalnya dengan memperkuat bidang pemasaran, agar jumlah nasabah bisa meningkat pesat.
Kendala yang mesti diantisipasi adalah bagaimana menyatukan budaya kerja dari 3 bank, sehingga muncul budaya baru yang kompak, tidak bikin geng sendiri-sendiri sesuai bank asal.Â
Dalam hal ini, Bank Amanah bisa studi banding ke Bank Mandiri yang butuh waktu 2 hingga 3 tahun, sampai ego masing-masing bank yang merger menjadi Bank Mandiri bisa terbentuk dengan kokoh.Â
Ada 4 bank BUMN yang akhirnya melebur menjadi Bank Mandiri, yakni Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.
Menurut jadwal dari Kementerian BUMN, pada Februari 2021, proses merger BRIS-BSM-BNIS sudah  selesai. Semoga kelak bank hasil merger tersebut akan menjadi kekuatan baru dalam mendorong kemajuan perekonomian bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H