Tentu hal ini mendongkrak popularitasnya, walaupun setelah itu dimutasi ke Mabes Polri agar tidak memanfaatkan jabatannya untuk tujuan politik praktis.
Jalan Fakhrizal sungguh berliku dan nyaris tidak bisa ikut bertarung di pilgub Sumbar. Setelah gagal dari jalur independen, hanya ada dua partai yang mau mengusung, Golkar dan Nasdem, masing-masing punya 8 kursi dan 3 kursi di DPRD Sumbar, masih kurang 2 kursi lagi.
Nah, tak disangka, tak dinyana, blunder Puan jadi blessing in disguise bagi Fakhrizal. PKB dengan 3 kursi telah cukup sebagai penambal kursi yang kurang. Jadi, meskipun banyak warga Sumbar yang menyatakan ketidaksetujuannya dengan pernyataan Puan, pasangan Fakhrisal-Genius harus berterima kasih pada putri kesayangan Megawati Soekarnoputri itu.
Bagi masyarakat Sumbar pun ada hikmahnya. Dengan makin banyaknya pilihan, logikanya akan semakin menguntungkan, karena akan terlihat pasangan mana yang lebih berkualitas. Bayangkan kalau hanya ada dua pilihan, atau apalagi kalau hanya ada calon tunggal versus kotak kosong, diragukan akan memunculkan pemimpin terbaik.
Biar lengkap, perlu diungkapkan bahwa selain Mulyadi-Ali Mukhni dan Fakhrizal-Genius Umar, dua pasangan lainnya adalah calon yang masing-masing diusung oleh dua partai terkuat di Sumbar, yakni Gerindra dan PKS. Gerindra mengusung Nasrul Abit (wagub saat ini) dan Indra Catri (Bupati Agam), sedangkan PKS menggandeng PPP dengan mengusung Mahyeldi Ansharullah (Wali Kota Padang) dan  Audy Joinaldy (pengusaha, kader PPP).
Semoga pilkada mendatang, tidak saja di Sumbar, tapi di semua daerah yang ikut pilkada serentak, dapat berjalan lancar dan fair, serta tidak menjadi klaster penularan baru Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H