Baik, sekarang saya ingin menanggapi pendapat teman saya. Saya setuju, mengacu pada ajaran agama Islam, berghibah itu tidak boleh. Demikian pula menceritakan kelemahan atau aib suami sendiri kepada orang lain.
Tapi cara teman saya menyimpulkan bahwa seolah-olah semua wanita berjilbab senang berghibah, jujur saja, saya tidak sependapat. Soalnya, dalam film itu sendiri, ada tokoh Yu Ning yang telah mengingatkan Bu Tejo agar menjaga ucapannya.
Bahwa sekarang mayoritas muslimah (wanita muslim) memakai jilbab, saya kira itu fakta. Apalagi di sebuah desa di kawasan Yogya, bisa jadi hampir semuanya berjilbab.
Namun perlu diingat, orang yang berjilbab tidak otomatis mematuhi semua ajaran agama. Jadi, kalau ada yang masih suka bergunjing, ya begitulah memang yang terjadi di tengah masyarakat.
Saya tidak ingin kreativitas pihak yang terlibat dalam film "Tilik" didiskreditkan dengan menuding sebagai tidak bersahabat dengan umat Islam. Apalagi sampai ada yang melakukan demonstrasi dengan dalih membela agama, saya kira jadi terlalu jauh. Justru jadikan sebagai kritik sosial agar kita menjauhi ghibah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H