Contohnya, untuk kata "cuci", dulu kita memakai "tjutji", tapi di Malaysia memakai "chuchi". Â Untuk kata "syarat", dulunya kita memakai "sjarat" dan di Malaysia menggunakan "sharat". Dari contoh tersebut jelas bahwa baik di Malaysia maupun di Indonesia, sama-sama disempurnakan dengan cara penulisan baru.
Tapi ada juga Indonesia yang mengalah dari Malaysia. Dj menjadi j, j menjadi y, dan ch menjadi kh, merupakan hal yang berlaku di Malaysia sebelum EYD diberlakukan di Indonesia.
Sebaliknya Malaysia juga mengalah untuk beberapa hal, seperti untok menjadi untuk, lebeh jadi lebih, dzalim menjadi zalim, dato' menjadi datuk, dan ma'af menjadi maaf. Tentu banyak contoh lain yang bisa dicari dari media daring.
Menulis dalam ejaan yang baik dan benar, meskipun untuk bahasa Indonesia yang sehari-hari sering kita gunakan, bukan hal yang gampang. Namun demikian, kita perlu mempelajari dan mempraktikkannya secara konsisten.
Dalam kaitannya dengan hubungan baik antar dua negara bertetangga, ternyata meskipun sebagian warga kedua negara beberapa kali terlibat perang kata-kata di media sosial, terutama bila tim sepak bola atau bulutangkis kedua negara lagi berlaga, juga saling klaim warisan budaya, dalam bidang bahasa dan sastra sebetulnya telah terjalin dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H