Emoji sebetulnya membantu mewakili mimik yang tak terlihat itu. Sayangnya, sering juga seseorang keliru mengirimkan emoji yang pas mewakili perasaannya.Â
Ada seorang teman, seorang lelaki yang sudah berusia 55 tahun, yang memberitahukan anggota sebuah grup percakapan di media sosial, bahwa ibunya baru saja meninggal dunia karena menderita sakit sekian lama.Â
Tentu ia sangat sedih, tapi sebetulnya tidak sampai berurai air mata, karena sewaktu ia mengirim pesan, ia lagi menunggu mobil ambulance yang akan membawa jenazah ibunya dari sebuah rumah sakit ke rumah si ibu.
Namun  setelah kalimat yang menyatakan ibunya meninggal dunia itu disertai permohonan maaf atas semua sesalahan sang ibu, ia memasang emoji orang menangis berurai air mata sampai 7 kali. Terkesan agak lebay. Atau mungkin juga si teman itu dalam hatinya memang meraung-raung, tapi tidak kasat mata.Â
Pengalaman saya dan saudara laki-laki saya, ketika orang tua yang sakit sekian lama lalu dipanggil menghadap Allah, air mata saya tumpahnya sebentar saja. Bukannya tidak sedih, tapi memang kemungkinan harus menghadapi ditinggal orang tua itu sudah dalam kalkulasi, mengingat faktor usia yang sudah lanjut dan penyakit yang sudah lama dideritanya.Â
Apalagi biasanya ketika banyak saudara dan kerabat lain berkumpul, perhatian terbagi harus melayani tamu yang datang mengucapkan duka cita. Justru kesedihan yang mendalam yang terkadang menyebabkan timbulnya isak tangis, muncul ketika jenazah sudah dimakamkan, para pelayat sudah pulang, dan suasana rumah sudah sepi.
Lelaki dewasa menangis sebetulnya hal yang biasa. Tapi kalau sering-sering, mungkin kurang elok dipandang, takutnya dipersepsikan sebagai cengeng. Secara umum, jika wanita yang mengirimkan emoji menangis waktu ia memberitahukan lagi sakit atau lagi menghadapi masalah pelik, masih dianggap wajar.
Poin dari tulisan ini sederhana saja, silakan menggunakan emoji yang pilihannya demikian banyak, asal telah dipertimbangkan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H