Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jangan Lagi Hubungkan Sepak Bola dengan Jumlah Penduduk

16 Juni 2020   10:10 Diperbarui: 16 Juni 2020   20:38 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri tampil membela timnas U-19 Indonesia saat berhadapan dengan Malaysia pada semifinal Piala AFF U-19 2018 di Sidoarjo, 12 Juli 2018. (BOLASPORT.com/SUCI RAHAYU)

Jika tidak didatangi Indra, dan hanya berharap akan muncul para pemain berbakat dari kompetisi remaja, berkemungkinan besar beberapa pemain yang ditemukan Indra tidak akan muncul ke permukaan. Karena klub-klub yang punya pemain remaja hanya menjaring dari sekolah sepak bola yang diikuti oleh mereka yang mampu membayar.

Nah, masalahnya, ternyata bakat alam saja plus polesan seorang pelatih, katakanlah Indra Sjafri dan Fakhri Husaini yang telah membuktikan kapabilitasnya, belum cukup untuk membentuk sebuah timnas senior yang tangguh.

Bisa jadi memang kemampuan pelatih lokal untuk mengembangkan pemain telah mentok. Tapi seorang Luis Milla, pelatih yang sukses mengantarkan timnas U-23 Spanyol menjadi juara Eropa, juga belum mampu mengangkat prestasi timnas U-23 kita.

Bisa jadi pula sikap pemain remaja yang terlena karena dipuji media massa ketika menjadi bintang di timnas U-16 dan U-19, menjadi problem tersendiri. Dalam usia yang masih labil dihujani berbagai penghargaan dan juga menerima hadiah berupa materi, mungkin membuat mereka cepat berpuas diri.

Masih banyak hal yang perlu diteliti dan dicarikan solusinya, bagaimana caranya agar prestasi sepak bola kita bisa meningkat, terutama bila sudah naik ke level senior.

Tak usah jauh-jauh, sekadar juara  Asia Tenggara saja, sudah lumayan. Bukankah November tahun ini, kalau tidak ada penundaan jadwal, akan digelar turnamen Piala AFF, yang belum sekalipun dijuarai Indonesia?

Padahal turnamen paling bergengsi di Asia Tenggara itu telah digelar sejak tahun 1996 yang diselenggarakan setiap dua tahun. Sejauh ini baru 4 negara yang pernah sukses memuncakinya, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Prestasi terbaik Indonesia hanya sampai menjadi juara 2 sebanyak lima kali.

Tapi, satu hal perlu kita sepakati, kalaupun sepak bola kita masih begitu-begitu saja, tolong jangan hubungkan dengan jumlah penduduk yang 250 juta jiwa itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun