Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Pacar Dihadiahi Mobil Mewah, Logiskah?

3 Juni 2020   00:07 Diperbarui: 3 Juni 2020   00:09 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Instagram/@tya_ariestya)

Jujur, sebetulnya saya sendiri tidak begitu yakin dengan judul tulisan yang saya buat di atas, karena sangat memahami bahwa urusan cinta seorang pria terhadap wanita pujaannya, atau sebaliknya, memang tidak relevan dipertanyakan apa logikanya. Bukankah cinta itu buta?

Tapi karena saya belum menemukan judul lain, ya biar saja seperti itu. Begini, tanpa sengaja saya menonton acara gosip artis yang ditayangkan salah satu stasiun televisi. Ini bukan acara yang sering saya tonton, tapi sesekali pas lagi tidak ada saluran televisi yang menayangkan berita, bergosip ria pun boleh juga.

Dikisahkan bahwa ada seorang artis wanita bernama Elina Joerg yang diberi bingkisan lebaran oleh kekasihnya, Gusti Eka. Bukan uang, bukan voucher belanja, bukan bunga, bukan makanan, bukan pakaian, tas, atau sepatu, dan bukan pula perhiasan. Namun sebuah mobil mewah bermerk Alphard, yang menurut intipseleb.com, harganya di atas Rp 1 miliar.

Artis blasteran berusia 20 tahun itu terlihat kaget, tapi tentu ia pasti sangat senang dan berkomentar penuh puja-puji kepada sang pacar yang disebutnya baik hati dan tidak sombong. Eka pun tak kalah senangnya karena menurut pengusaha muda itu begitulah cara menunjukkan rasa cintanya kepada sang kekasih.

Hanya saja kebahagiaan Elina bukan mulus-mulus saja, karena ia harus meladeni nyinyiran warganet yang menilai belum sepatutnya pasangan yang masih dalam tahap pacaran menerima hadiah sangat mahal seperti itu. Bahkan ibu Elina pun sempat marah karena mengira Elina yang meminta hadiah tersebut.

Ternyata kisah sejenis sudah banyak terjadi sebelumnya, saya saja yang karena jarang mengikuti berita seputar artis, tidak banyak mengetahuinya. Biasanya yang artis adalah si cewek dan punya kekasih seorang pengusaha, pejabat, atau putra dari orang kaya.

Memang, apabila berbicara tentang orang kaya, hampir dapat dipastikan kalau tidak pengusaha kelas kakap, ya para profesional yang bekerja dengan menerima gaji dan bonus yang melimpah. Kalau pejabat pemerintah, meskipun gajinya ada yang relatif besar, bila kekayaannya menyaingi pengusaha besar, ada kemungkinan karena menerima gratifikasi atau menyalahgunakan anggaran negara untuk kepentingan pribadi.

Jadi, seperti yang telah dilakukan Gusti Eka di atas, tak masalah bagi orang kaya memberikan hadiah sangat mewah bagi pacarnya. Yang pasti bagi si pemberi hadiah, akan merasakan kebahagiaan tersendiri saat menyerahkan hadiah yang mengejutkan sekaligus mengharukan bagi si penerima. 

Meskipun di mata publik, barang yang dihadiahkan dianggap mahal sekali, di mata si pemeberi hadiah merasa enteng-enteng saja melakukannya, tentu karena jumlah kekayaannya jauh di atas barang yang dihadiahkannya. Bahkan kalau nanti hubungan percintaan mereka tidak sampai ke jenjang pelaminan, hampir dapat dipastikan, hadiah tersebut sudah diikhlaskan.

Nah, tinggal lagi dari sisi si penerima, mungkin ada dua hal yang perlu diperhatikan bila mau menerima hadiah sedahsyat itu. Memang, kalau menolak, bisa jadi akan sangat menyakitkan bagi si pemberi dan itu artinya hubungan percintaan bisa bubar. Namun ingat, putus pacaran, masih lebih baik ketimbang misalnya nanti terpaksa memilih perceraian dalam rumah tangga.

Pertama, hadiah semahal itu mau tak mau sudah "mengikat" bahwa si penerima harus juga menerima orangnya sebagai pasangan hidup kelak, inilah ujian kesetiaan cinta. Kalau nanti harus putus, pastikan sebagai pihak yang diputuskan, bukan memutuskan.

Maka idealnya, si pemerima hadiah sudah mengetahui luar dalam pasangannya itu, termasuk apa yang menjadi kelebihan dan kelemahannya, dan telah merasa mantap untuk meningkatkan status dari sekadar pacaran menjadi suami istri.

Kedua, harus tetap waspada dan yakin bahwa barang yang diterima berasal dari uang halal. Bukankah sudah sering kita baca dalam persidangan kasus korupsi, barang-barang yang dibeli dari uang hasil korupsi, termasuk yang diberikan pada orang lain, akan disita aparat penegak hukum?

Untuk meyakinkan bahwa uang si pasangan adalah halal, tak bisa lain, tentu perlu dipelajari bagaimana pasangan itu memperoleh penghasilan. Sekiranya si pasangan dalam berbisnis sering bersumber dari proyek pemerintah, perlu diselidiki, apakah ia sudah berbisnis dengan bersih.

Jadi, kembali ke judul tulisan ini, pertanyaan logis tidaknya hadiah barang mewah buat seorang pacar, tidak terlalu relevan ditujukan bagi si pemberi. 

Namun lebih tepat ditujukan sebagai bahan pertimbangan bagi si penerima. Itupun relevansinya hanya fifty-fifty saja, mengingat itu tadi, bagi mereka yang dimabuk cinta, tidak ada urusannya dengan logika.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun