Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bukan Kolaborasi Bisnis Global, Produk Cookies Lokal Bercitra Eropa Menuai Sukses

16 Mei 2020   10:10 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:42 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang kalau kita perhatikan foto di atas, sangat kuat kesan DMBC sebagai produk kolaborasi bisnis global, karena ada beberapa negara yang terlibat. Kuenya khas Denmark, foto tentara yang ada di kemasannya memakai uniform dari Skotlandia, di sekililing pinggiran kemasan ada motif renda yang berasal dari Inggris, ada gambar bendera Belanda, dan namanya berbahasa Inggris (butter cookies) dan Perancis (monde).

Ya, kue tersebut memang bukan kue tradisional Indonesia, tapi kue yang dari dulu sudah turun temurun menjadi santapan ringan orang Eropa. Namun seiring dengan masuknya penjajah Belanda, lambat laun banyak makanan Eropa yang sudah diadopsi menjadi makanan sehari-hari banyak warga Indonesia.

Maka dengan asumsi bahwa data yang saya dapatkan telah akurat, DMBC jelas murni perusahaan nasional. Kesimpulan saya, kemasan yang disengaja mengesankan adanya budaya berbagai negara di Eropa, adalah strategi bisnis yang jitu  untuk memikat hati konsumen.

Walaupun terkesan kurang rasa nasionalismenya, dipandang dari sisi bisnis, citra yang sengaja disuntikkan oleh produsen bahwa DMBC adalah kue impor, telah menuai kesuksesan. 

Jadi bagi para pengusaha, jangan pandang enteng arti dari sebuah kemasan. Disain kemasan harus diciptakan secara khusus yang mampu membuat calon konsumen berimajinasi positif dan tertarik untuk membelinya.

Bila dirinci lagi, pada kemasan tersebut terdapat unsur warna, nama, simbol, gambar, dan tentu saja kalimat yang bersifat informatif. Jangan lupa pula mencantumkan logo halal, mengingat Indonesia sebagai negara yang penduduk muslimnya sangat dominan.

Jika produk itu telah punya sejarah yang panjang dan telah mendapatkan berbagai penghargaan, misalnya sebagai best brand di Indonesia atau di tingkat internasional, cantumkan gambar medalinya. Ini semakin menambah keyakinan bagi calon konsumen, atau semacam penahan agar konsumen yang telah ada tetap loyal.

Jelaslah bukan kemampuan menggambar yang bagus saja yang diperlukan dalam merancang suatu kemasan, tapi bagaimana membungkusnya dalam sebuah tema besar yang akan tertanam di benak konsumen, dan lama-lama menjadi persepsi publik.

Seperti halnya DMBC, persepsi publik sebagai kue dari Denmark, memang sudah direncanakan dengan matang dan dipertahankan secara konsisten. Bagi produk lain yang menjadi pesaingnya, silakan mencari tema besar lain yang lebih menarik dan diperkirakan mampu mencuri perhatian konsumen.

Harus diakui, produk bercitra Eropa atau Amerika Serikat mempunyai daya jual yang besar, karena kita memandangnya sebagai lambang kemajuan. Tapi bukankah sekarang mulai bermunculan produk bercitra lokal yang juga menuai sukses? 

Mutu produk yang baik dengan harga yang sebanding dengan mutu tersebut merupakan hal yang mutlak untuk memenangkan persaingan. Tapi itu saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemasan yang menawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun