Bagaimana bila si direktur tiba-tiba diganti, apalagi sekarang tahu sendiri sepak terjang menteri BUMN yang baru, Erick Thohir. Tidak ada masalah sebetulnya, karena  di BUMN ada yang namanya asuransi jabatan.Â
Dalam hal ini, bila seorang direktur dihentikan sebelum periode jabatannya habis, akan menerima pembayaran klaim dari pihak asuransi yang mengikat kontrak untuk itu.
Lagi pula untuk kredit pemilikan rumah, rumah yang dibeli si peminjam biasanya langsung dijadikan agunan kredit, di mana sertifikatnya ditahan bank sampai kredit lunas. Jika terjadi hal yang tak diharapkan, bank berhak menyita dan melelang rumah tersebut untuk dijadikan sebagai pelunasan kredit yang masih tersisa.
Dari yang saya amati secara sekilas di beberapa bank BUMN, direktur yang masih mengajukan pinjaman untuk membeli rumah mewah, memang hanya direktur yang relatif baru menduduki posisi bergengsi itu.Â
Adapun direktur yang sudah lama jam terbangnya, katakanlah sudah mencicipi tantiem selama beberapa tahun, praktis tidak lagi berpikir untuk berutang. Tapi berinvestasi dengan membeli properti di berbagai lokasi dari tantiem yang diterimanya, tetap menjadi pilihan utama.
Mengoleksi mobil mewah, membeli barang-barang branded, juga menjadi cara direktur BUMN dalam berbelanja. Cuti akhir tahun dengan berwisata secara eksklusif di Eropa atau Amerika, termasuk menjajal lapangan golf terbaik di dunia, juga menjadi bagian gaya hidup seorang direktur.
Apa yang saya kemukakan melalui tulisan ini hanyalah tentang betapa jomplangnya struktur penggajian dan bonus di BUMN. Level direktur menerima jumlah yang berlipat-lipat dibanding pejabat yang berada satu lapis di bawahnya.
Jadi, kalau bagi publik angka Rp 80 juta per bulan sudah wow, sebetulnya dipandang dari sisi segelintir orang yang beruntung menduduki kursi direktur BUMN, itu masih angka yang biasa-biasa saja.
Namun soal berutang, tampaknya tak pandang bulu. Orang kecil berutangnya kecil, orang besar tentu berutangnya besar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H