Soalnya, tanpa bermaksud melebih-lebihkan, menurut saya kecantikan istri teman saya itu setara dengan Bunga Citra Lestari. Hanya nasib saja yang berbeda, sehingga istri teman saya tidak menjadi artis.
O ya, lalu apa jawaban saya terhadap pertanyaan si teman yang telah saya singgung di alinea pembuka di atas? Jujur saja saya menjawab belum pernah mengalami yang namanya cemburu berat.
Namun bukan berarti saya tidak pencemburu, karena saya memang belum pernah mendapat ujian seperti yang dirasakan teman saya itu. Masalahnya istri saya tidak secakep istri teman saya.
Khawatir istri saya membaca tulisan ini, sebaiknya saya mengatakan bahwa istri saya itu cakep, walaupun tadinya saya ingin menulis istri saya sebagai biasa-biasa saja.
Ya, anggap saja istri saya cakep, tapi jelas tidak cakep banget. Buktinya bila saya berjalan bareng istri saya di mal atau saat menghadiri undangan resepsi pernikahan, saya belum pernah memergoki lelaki lain mencuri pandang ke istri saya.
Tapi tolong dicatat, saya merasa bahagia dengan istri saya, karena waktu memutuskan menikahinya, pertimbangan saya memang bukan soal kecakepan semata. Hanya saja masalahnya ya itu tadi, sampai sekarang saya tidak tahu apakah saya tergolong lelaki pencemburu berat atau tidak.Â
Bagi para lelaki yang sekarang masih jomblo dan berniat mencari pasangan hidup, saran saya, jangan buru-buru merasa berbangga hati bila punya pacar yang cakepnya sekelas artis yang sering nongol di layar kaca atau layar perak.
Anda harus mendatangi psikolog dulu untuk mendapatkan gambaran apakah anda tergolong pencemburu berat atau tidak. Bila anda pencemburu berat, sebaiknya urungkan niat anda menikahi wanita yang cakep banget.Â
Apa jadinya rumah tangga bila setiap hari si suami meributkan tingkah polah para lelaki lain yang gemar memelototi istrinya dan bahkan mengeluarkan jurus-jurus rayuan maut. Zaman sekarang memang rada gila, bila iman tipis, menggoda istri orang pun seolah hal yang lumrah.
Memang dilematis. Di satu sisi sudah fitrah manusia, khususnya lelaki, untuk mencari pasangan yang cakep. Menyisihkan belasan lelaki lain untuk menggaet seorang cewek yang cakep banget, tentu sebuah prestasi yang membanggakan.
Tapi bukankah pertarungan belum berakhir? Jangan mengira begitu "janur kuning melengkung" persaingan memperebutkan seorang wanita cantik telah usai.Â