Namun demikian, menurut pengamatas sekilas saya, ada juga beberapa tempat wanita berkarir yang sepertinya penggunaan hijab masih minoritas, meskipun dugaan saya lumayan banyak karyawatinya yang muslim.
Contohnya, para penyiar televisi, khususnya pembaca berita yang sering saya tonton dari berbagai stasiun televisi nasional, boleh dikatakan hampir semuanya belum berhijab.
Demikian pula para pramugari, pramuniaga di berbagai pusat perbelanjaan, teller bank, sales promotion girl, dan sebagainya. Pada hal di lingkungan artis saja, yang dinilai lebih hedonis, sudah lumayan banyak artis yang berhijab. Ini antara lain didukung oleh larisnya sinetron atau musik bernuansa religi.
Makanya, tak heran sekarang banyak produk yang memakai artis berhijab pada promosinya, karena menyadari betapa banyak konsumen yang disasar yang juga berhijab. Bahkan produk kosmetik khusus untuk wanita berhijab, semakin banyak saja beredar.
Adapun untuk profesi pegawai negeri (sekarang disebut aparatur sipil negara, ASN), sudah merata penggunaan hijab. Juga di lingkungan guru dan dosen. Dulu, guru-guru dan dosen saya di tahun 70-an dan 80-an, meskipun sudah hampir pensiun, masih belum berhijab. Sekarang guru dan dosen junior pun telah bertutup kepala.
Ketika belum lama ini saya reuni dengan teman sekolah, para wanita yang sekarang sudah berusia kepala lima, semuanya berhijab, sehingga banyak tidak saya kenali wajahnya, karena sangat berbeda dengan penampilannya puluhan tahun lalu.
Sayangnya, tak semua perempuan berhijab memperlihatkan citra positif. Saya kurang nyaman (meskipun terkadang juga menikmati), banyak wanita berhijab, yang sebetulnya belum memenuhi ajaran agama. Terutama banyak dipadu dengan celana panjang ketat.
Citra islami juga tercoreng melihat banyaknya wanita berhijab yang asyik pacaran di pojok-pojok taman kota. Bahkan tak sedikit pula pasangan mesum yang terjaring razia, buru-buru menggunakan hijab saat digiring ke mobil petugas.
Di lain pihak, sosialita kelas atas juga sangat kentara memakai busana muslim yang memperlihatkan bahwa mereka berada pada kelas elit. Ajang pengajian kelompok ini sekaligus menjadi ajang pamer kekayaan, hanya dibungkus dengan label islami. Para sosialita ini sangat memperhatikan trend busana muslim dengan segala asesorisnya.
Bagaimanapun, hanya sekadar mode atau memang karena alasan akidah, semakin banyaknya wanita berhijab merupakan hal yang pantas disyukuri. Namun jangan buru-buru mengklaim wanita sekarang lebih alim ketimbang wanita jadul.
Jangan pula wanita berhijab memandang derajat ketakwaannya di atas minoritas wanita muslim yang masih belum berhijab. Siapa yang lebih takwa, Allah yang tahu.