Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Blessing in Disguise atas Anjloknya Kinerja Perusahaan, Salahkan Saja Corona

26 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 26 Maret 2020   13:46 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti diketahui, dengan semakin meningkat dan menyebarnya warga yang terpapar virus corona atau Covid-19 di tanah air, telah berdampak parah pada dunia usaha di semua sektor.

Bisa dipastikan banyak sekali perusahaan yang sudah atau akan mengalami penurunan kinerja keuangannya. Bagi perusahaan yang sudah berstatus "terbuka" yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan karenanya wajib mempublikasikan laporan keuangan secara periodik, publik akan bisa melihat data betapa parahnya dampak Covid-19.

Sekarang saja harga saham ratusan perusahaan yang melantai di BEI telah "terjun bebas". Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun sekitar 40% dibanding indeks tertinggi yang diraih pada Januari lalu, sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia.

Jadi, bagi bagi dunia usaha, boro-boro meningkatkan kinerja, mampu untuk bertahan saja tanpa mem-PHK para karyawannya, sudah terhitung bagus.

Tapi mungkin ada fenomena yang sebetulnya biasa di kalangan perusahaan, khususnya di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kejadian tak terduga yang membawa bencana ini, mengandung unsur blessing in disguise atau semacam berkah terselubung.

Begini, sebagaimana lazimnya di banyak perusahaan, indikator keberhasilan di BUMN terutama diukur dari kinerja keuangan, seperti peningkatan jumlah laba yang diperoleh, peningkatan jumlah aset, peningkatan persentase laba terhadap aset, dan sebagainya.

Untuk itu, Kementerian BUMN telah menetapkan target  kinerja keuangan yang harus diraih oleh setiap BUMN sampai akhir tahun 2020 ini.

Kalau kinerja tidak tercapai, bisa-bisa jajaran manajemen puncak mengalami pergantian, diganti dengan sosok-sosok yang diyakini bisa mengangkat kinerja perusahaan.

Maka demi mencapai target, tak jarang pihak manajemen melakukan rekayasa keuangan. Simak saja berita di media massa, sudah berapa kali terungkap kasus praktik manipulasi akuntansi yang lazim disebut dengan window dressing. 

Caranya antara lain dengan menyembunyikan terlebih dahulu berbagai "borok" perusahaan, sehingga yang dilaporkan ke publik menjadi lebih bagus dari kondisi yang sesungguhnya.

Bila kasusnya berhasil diungkap dan telah dijatuhkan tindakan pada oknum pelakunya, tentu tidak masalah. Namun siapa yang berani menjamin, pada BUMN lain yang selama ini belum diterpa isu miring, diam-diam juga menyimpan bom waktu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun