Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tugas Setan Zaman Sekarang Lebih Ringan?

6 Maret 2020   00:07 Diperbarui: 6 Maret 2020   00:06 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. bangkitmedia.com

Tulisan ini terinspirasi dan dikembangkan dari kajian agama setelah salat zuhur di masjid yang ada di kantor pusat sebuah BUMN di Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020) lalu.

Pada salah satu bagian ceramahnya, Pak Ustad mengatakan bahwa pada masa sekarang tugas setan lebih ringan ketimbang di masa lalu. Seperti diketahui tugas utama setan adalah menggoda umat manusia untuk melalaikan atau melupakan urusan akhiratnya dan menjerat manusia agar terlena dengan urusan dunia.

Dulu setan menggoda agar seseorang yang sudah berniat melakukan salat tahajud (salat pada dua pertiga malam, sekitar jam 2-3 dinihari), batal melakukannya dengan berbagai bujukan. Umpamanya menggoyang hati seseorang itu agar melanjutkan tidur, meskipun sudah sempat terbangun.

Makanya entah kenapa kaki terasa berat untuk digerakkan ke kamar mandi mengambil air wudhu. Eh malah kembali rebah di kasur dengan mata yang semakin berat.

Atau kalau pun awalnya setan kalah, dalam arti orang yang diganggunya tetap melakukan salat tahajud, maka setan akan balas dendam pada pagi harinya.

Caranya, setan menggoda agar si pelakunya menceritakan ibadahnya tadi malam ke temannya di kantor, sehingga pahalanya terkikis karena dianggap pamer, ingin dipuji orang lain.

Setan malah menunjukkan cara pamer beribadah yang terkesan tidak pamer, yakni dengan memancing orang lain untuk bertanya. Umpamanya dengan sering menguap agar temannya bertanya, kok masih ngantuk?

Nah, inilah kesempatan untuk menyambar dengan mengatakan bahwa tadi malam ia larut dalam salat tahajud, tidak terasa menghabiskan waktu sekian lama, sampai tiba-tiba sudah masuk waktu salat subuh.

Adapun di zaman sekarang, setan lebih santai dengan membiarkan orang beribadah. Baru setelah itu membisiki, ayo segera update status. "Alhamdulillah, sudah selesai salat tahajud". 

Itulah yang tertulis di akun media sosialnya yang segera menuai hasil positif berupa pujian dan apresiasi dari teman-teman dunia mayanya. Maka pahala pun terkikis demi eksis di media sosial.

Memang ada kebahagiaan tersendiri yang sulit untuk diungkapkan kalau orang lain banyak yang mengetahui bahwa kita orang baik, rajin beribadah, berjiwa sosial, dan sebagainya.

Makanya kegiatan menginformasikan aktivitas kita sehari-hari menjadi hal yang sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting dari kegiatannya itu sendiri.

Betapa sayangnya kalau kita membesuk teman yang sakit atau melayat sahabat yang meninggal dunia, tidak di-posting di media sosial. Bahwa yang sakit mungkin tidak suka wajah kuyunya terpampang, itu soal lain.

Melihat orang sakit pun jadi sama bahagianya dengan saat si sulung diwisuda di perguruan tinggi ternama, sama-sama wajib hukumnya di-share dengan para sahabat.

Apalagi kalau beribadah, tentu ini "super wajib" hukumnya untuk disebarkan. Jadi biar orang lain tahu bahwa kita lagi berpuasa Senin-Kamis, begitu jam 4 sore kirimkan foto makanan dengan keterangan: menu buka puasa hari ini. 

Agar orang lain tahu kita habis membagi makanan buat anak yatim yang ada di panti asuhan tertentu, atau kalau lagi bulan puasa melakukan "sahur on the road", selayaknyalah menghiasi akun media sosial kita.

Jangan heran foto-foto seseorang atau sekelompok jamaah yang lagi menunaikan ibadah umroh bisa bertubi-tubi masuk ke gadget teman-teman satu grupnya di media sosial. 

Tidak perlu dipedulikan bahwa puluhan foto itu akan memakan memori yang besar. Biar saja masing-masing orang akan menghapus foto-foto itu. Yang penting dunia tahu kalau kita lagi umroh.

Akhirnya kalah dipikir-pikir, kata Pak Ustad bahwa tugas setan sekarang lebih ringan, cukup beralasan. Tanpa dibisiki setan pun, tangan kita sudah gatal untuk memamerkan ibadah yang baru kita lakukan. 

Atau jangan-jangan setan zaman sekarang itu menyelusup dalam berbagai aplikasi yang ada di gadget. Pantas saja seperti ada yang membisiki dari layarnya, "jadi orang baik itu penting, tapi lebih penting kebaikan itu diketahui orang lain".

.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun