Sedangkan bagi yang memilih "biar lambat asal selamat sampai di puncak", juga tidak salah. Tipe begini punya keuntungan karena punya waktu banyak untuk menikmati perjalanan menuju puncak.
Mentalnya lebih tangguh dan pengalamannya sangat bervariasi. Tudingan orang lain yang meragukan kemampuannya juga berkurang lantaran jam terbangnya yang tinggi.
Masalahnya, susah menebak apa yang akan terjadi di injury time. Kalau masih tidak dapat kesempatan untuk menduduki jabatan direktur, ya wassalam, karena statusnya segera akan berganti sebagai pensiunan.
Jadi, yang cepat atau yang lambat, asal sampai ke puncak, sama-sama enak, ketimbang yang gak pernah sampai ke puncak. Tapi ingat, semakin tinggi posisi seseorang, semakin kencang terpaan angin.Â
Bila lagi asyik-asyiknya melihat pemandangan dari puncak, tiba-tiba terjatuh karena hempasan angin kencang itu tadi, rasanya pasti lebih pedih dibandingkan yang jatuh dari posisi yang lebih rendah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI