Nah sekarang Raja Vajiralongkorn membuat terobosan di mana polisi hanya akan menutup sebagian jalan untuk iring-iringan kendaraan kerajaan. Tentu saja ini akan meringankan beban kemacetan lalu lintas.
Semoga tindakan simpatik pihak kerajaan Thailand bisa menular ke negara kita. Umpamanya saat iring-iringan kendaraan kepresidenan mau melintas di jalan raya yang cukup lebar, penutupan dilakukan hanya di sebagian jalan saja.
Itupun penyetopan sebaiknya baru dimulai ketika iring-iringan kendaraan sudah mendekat. Jangan iring-iringannya masih jauh, penyetopan sudah dilakukan. Adakalanya para pengendara yang disetop sudah mengantre beberapa menit, iring-iringan kendaraan masih belum terlihat.
Tapi tentu hal ini harus dikaji, terutama dampaknya terhadap aspek keselamatan kepala negara. Selain itu harus diakui bahwa sejak era Presiden Jokowi, jumlah mobil yang ikut iring-iringan Presiden semakin sedikit. Itupun sudah tidak lagi menggunakan sirine dan tidak membunyikan klakson.
Mungkin yang perlu ditinjau ulang adalah prosedur penggunaan voorijder yang semakin meningkat frekuensinya yang diduga digunakan oleh pihak swasta berduit.Â
Kemacetan adalah suatu konsekuensi yang mestinya sudah bisa diantisipasi. Artinya mereka yang merasa mampu membayar jasa pengawalan bagi kendaraannya, harus pula memikirkan dampak terganggunya pengendara lain.Â
Dengarlah suara rakyat seperti yang ditunjukkan Raja Vajiralongkorn. Mungkin ada komentar yang disampaikan secara kasar di media sosial.Â
Tapi esensinya adalah bukan soal kasar-lembutnya suara masyarakat. Namun mengkaji apa usulannya yang kira-kira bisa diterima pihak berwenang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI