Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilot, Pengemudi Ojol, dan Budaya Minta Tip

26 Desember 2019   13:04 Diperbarui: 26 Desember 2019   13:16 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian kalau naik taksi, jika misalnya argometernya menunjukkan angka Rp 44.320, saya akan membayar dengan selembar uang pecahan Rp 50.000. Ada pengemudi yang memberi uang kembalian Rp 5.000, namun saya tolak. Itu saya anggap sebagai tip.

Demikian juga sejak maraknya pemesanan taksi online, termasuk juga ojol, saya memakai sistem pembulatan ke atas seperti yang saya lakukan terhadap taksi konvensional.

Yang saya agak kesal adalah bila supir taksi terang-terangan meminta tip. Atau ada juga yang pakai taktik "memancing" dengan mengajak ngobrol sepanjang perjalanan. 

Dalam hal ini si pengemudi mendominasi obrolan dengan topik kesulitan keuangan yang dihadapinya dan betapa tak mencukupi penghasilannya dari mengemudi taksi.

Jika naik bajaj atau ojek motor konvensional, saya memang tidak memberi tip. Soalnya untuk moda transportasi ini sudah dilakukan tawar menawar di depan, dan saya bukan tipe yang ngotot dalam menawar.

Ada pakar yang berpendapat budaya meminta dan memberi tip termasuk bagian dari budaya korupsi di negara kita. Itu makanya kenapa praktik korupsi amat sulit dibasmi.

Namun saya punya pendapat lain, memberi tip kepada pengemudi yang dugaan saya taraf kehidupannya masih relatif belum baik, sah-sah saja. Hitung-hitung anggap saja memberikan bantuan dan mudah-mudahan menjadi amal.

Adapun bila memberi tip kepada aparat pemerintah, apalagi pakai tarif tertentu tanpa tanda terima yang termasuk pungutan liar, jelas tindakan yang salah.

Iis Dahlia (dok.kompas.com)
Iis Dahlia (dok.kompas.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun