Di km 43 saya bertemu lagi dengan mobil yang mengalami pecah ban. Pengaruh cuaca panas bisa jadi turut membahayakan kondisi ban yang sudah hampir hilang kembang-kembangnya.
Saran saya, bagi yang bepergian melewati jalur Pantura di masa liburan, harus cermat berhitung. Selain memeriksa kondisi kendaraan, perlu cermat memilih, mau lewat jalan biasa atau jalan tol. Begitu memilih jalan tol ada lagi dua pilihan, tol bawah atau tol layang.Â
Perilaku ikut-ikutan malah membuat jalur yang diprediksi akan lancar menjadi macet, sedangkan yang diprediksi bakal macet, malah mungkin jadi lancar karena sedikit yang memilih.
Akhirnya tepat jam 11.04 saya sudah berada di km 48, yang mulai menyatu dengan tol bawah. Artinya 155 menit saya menghabiskan waktu sepanjang 39 km jalan tol layang. Sangat jauh berbeda dengan pengalaman pertama yang hanya setengah jam.
Terlihat pula ada pos pengamanan di pinggir jalan km 49. Kemudian juga tampak mobil liputan dari Metro TV. Sebelumnya, menjelang masuk tol layang juga ada mobil Kompas TV.Â
Memang suasana jalan tol mirip dengan saat menjelang libur lebaran. Makanya banyak jurnalis yang meliput. Apalagi dengan kehadiran barang baru, tol layang itu tadi.
Saya ingin singgah di rest area km 50, namun tidak jadi, karena mobil yang mau masuk sudah meluber,antre sejak 1 km sebelumnya.
Baru di rest area km 57 saya bisa ke toilet. Setelah itu sempat melihat buku-buku yang dijual pedagang di bawah tenda di depan pintu toilet.Â
Kondisi jalan baru sepenuhnya lancar setelah pemisahan jalur ke Bandung di km 66. Sekitar jam 13.45 baru saya sampai di Jatinangor.