Kalimat pertama adalah mengucapkan terima kasih atas ajakan yang ditawarkan kepada saya. Kalimat kedua berisi permintaan maaf bahwa untuk sore ini tidak bisa karena ada keperluan membezuk famili yang lagi sakit.
Jujur saya akui, mengatakan "tidak" itu bagi kita orang Indonesia yang penuh sopan santun, sangat tidak gampang. Tapi apa boleh buat, jika pilihannya hanya ya dan tidak, dan kita dalam hati sudah menjatuhkan pada pilihan "tidak"', sebaiknya dengan jelas kita katakan tidak tapi didahului dengan ungkapan terima kasih dan permintaan maaf.
Ucapan yang bernada penolakan tersebut harus pula diucapkan dengan suara yang lembut, dari hati yang jujur dengan harapan juga sampai ke "hati" orang yang kita tolak dengan gaya yang memuliakan, bukan melecehkan atau menghina.
Adapun kalau kita dalam posisi menerima jawaban insya Allah dari orang lain, dan curiga kalau itu sekadar basa basi, boleh-boleh saja secara sedikit bercanda meminta kejujurannya dengan bertanya balik, ini insya Allah iya atau insya Allah tidak?
Kesimpulannya, jangan jadikan kalimat insya Allah sebagai ungkapan menolak sesuatu. Kembalikanlah ke fungsi yang sesungguhnya, yakni sebagai tanda menerima atau setuju.Â
"Insya Allah saya datang tepat waktu," boleh diucapkan dengan catatan kita memang berniat untuk datang on time. Tapi jangan ucapakan "Aduh gimana ya, insya Allah aja deh, tergantung situasi," yang bikin lawan bicara bingung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H