Artinya ada kebutuhan bagi BUMN induk untuk memilih orang-orang yang dianggap mampu mengembangkan anak perusahaannya dan mengawal si anak agar punya visi yang terintegrasi dengan induknya.
Namun bila semua direktur berasal dari BUMN induk, juga tidak sehat, karena berarti menghambat jalur promosi orang dalam yang meniti karir di anak perusahaan dari awal.Â
Tidak hanya orang dalam yang terhambat. Siapa tahu sebetulnya ada orang luar, maksudnya di luar anak perusahaan BUMN dan juga di luar induknya, yang sebetulnya sangat potensial untuk membawa anak perusahaan BUMN menjadi lebih baik.
Toh di BUMN induk pun banyak direktur atau komisaris yang di ambil dari luar BUMN tersebut. Buktinya ada Ahok yang jadi Komisaris Utama Pertamina dan Chandra Hamzah dengan jabatan yang sama di BTN.
Kembali kepada sorotan Erick Thohir terkait banyaknya para pensiunan yang ditampung di anak perusahaan BUMN, tampaknya sangat relevan untuk jabatan di bawah Direksi.
Soalnya, bila diamati, tidak sedikit anak perusahaan BUMN yang menjadikan para pensiunan di perusahaan induk untuk mengisi jabatan kepala wilayah, kepala cabang, kepala divisi, kepala bagian, dan sebagainya. Bukankah hal tersebut sebaiknya diisi oleh orang muda yang visioner dan lebih produktif?Â
![dok. Antara/Galih Pradipta](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/12/06/1459144589p-5de9cd6d097f366809017182.jpg?t=o&v=555)