Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dendam Positif dan Titik Balik dalam Meniti Karir

1 Januari 2020   00:01 Diperbarui: 1 Januari 2020   14:20 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelok Sembilan, Sumbar (foto tempo.co)

Kepada semua pembaca tulisan ini, terlebih dahulu izinkan saya untuk mengucapkan "Selamat Tahun Baru 2020".  Semoga apa yang kita inginkan dapat tercapai. 

Memang doa menyambut tahun baru selalu standarnya seperti itu. Tercapai semua keinginan atau rencana, semakin sukses, damai, bahagia, dan kata lain yang sejenis.

Tapi berkaca pada pengalaman saya di tahun-tahun sebelumnya, banyak hal yang saya resolusikan yang tidak tercapai, namun oleh Tuhan diganti dengan pencapaian lain yang di luar rencana.

Maka bagi para pembaca yang resolusinya pada tahun 2019, tidak tercapai, jangan buru-buru kecewa. Bahkan kalau kegagalan itu terjadi gara-gara ditolak pihak lain, seperti tidak jadi menikah karena diputuskan kekasih, atau tidak naik pangkat di kantor karena ditolak atasan, jangan mendendam kepada orang lain itu.

Justru kalaupun rasa dendam itu tetap ada, alihkan menjadi dendam yang positif, dengan menjadikannya sebagai titik balik untuk memperoleh sesuatu yang lebih hebat ketimbang resolusi sebelumnya yang tidak tercapai.

Sedikit kilas balik, saya diterima bekerja sebagai staf junior di sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang keuangan pada tahun 1986. 

Dari sekian banyak yang ikut seleksi yang merupakan lulusan S1 dari berbagai perguruan tinggi di tanah air, pada saat itu yang lolos seleksi hanya 13 orang. 

Kami ber-13 diberi label "angkatan XII" karena sudah ada sebelas angkatan sebelumnya yang masuk program yang di tempat lain disebut sebagai management trainee atau officer development program (ODP).

Salah satu cita-cita saya adalah meraih gelar master di luar negeri. Begitu saya diterima di perusahaan tersebut, saya makin bersemangat karena perusahaan secara rutin setiap tahun membiayai beberapa staf yang lolos seleksi untuk kuliah S2 di bidang yang berkaitan dengan ekonomi dan bisnis di Amerika Serikat (AS), kemudian juga ada yang ke Inggris dan Australia.

Saya dan teman-teman satu angkatan mendapat kesempatan untuk seleksi pada tahun 1991, setelah menghabiskan empat tahun masa kerja.

Meskipun saya berhasil melewati passing grade saat mengikuti Tes Potensi Akademik (TPA), namun akhirnya saya sangat kecewa karena tidak lolos dari tes psikologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun