Kebetulan saya dua kali menghadiri acara akad nikah dalam dua bulan terakhir ini. Yang pertama pada acara pernikahan keponakan saya di Payakumbuh, dan berikutnya yang baru saja berlangsung, pernikahan keponakan dari istri saya di Padang.Â
Saya sendiri berdomisili di Jakarta, sehingga harus terbang untuk hadir pada kedua acara di atas. Untuk yang di Padang, membuat saya harus mengorbankan tidak hadir di acara Kompasianival 2019, karena waktunya bersamaan.
Pada kedua acara tersebut ada kesamaan yang saya lihat, yakni pejabat Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang memimpin acara akad nikah, berperan melebihi kapasitasnya atau melebihi kewajibannya.
Begitu lafaz akad nikah dari ayah si pengantin wanita yang disambut oleh pengantin pria, telah dinyatakan sah oleh dua orang saksi, sebetulnya kewajiban pejabat KUA tinggal urusan administrasi, karena sebelumnya telah pula disampaikan nasehat pernikahan.
Maksud administrasi di sini adalah menandatangani dokumen-dokumen yang diperlukan oleh pihak yang terlibat, terutama sepasang buku akta nikah.
Nah setelah itu sebenarnya kalau pejabat KUA lagi sibuk atau sok sibuk, sudah gak apa apa meninggalkan tempat. Tapi yang saya lihat kok malah memilih jadi pengarah gaya saat berfoto.Â
Bagaimana gaya berfoto sepasang suami istri yang memperlihatkan buku akta nikah, harusnya bukan keahlian pejabat KUA. Tapi sang pengantin tentu saja sungkan untuk mengabaikan arahan sutradara dadakan itu, takut kualat.
Pejabat KUA yang tahu bahwa hari itu kedua pengantin berada di bawah kekuasaannya, semakin menjadi-jadi. Kali ini ditambah lagi dengan pengarah dialog yang bergaya sinetron.
Ceritanya dibuat skenario penyerahan mas kawin yang divideokan dengan didahului dialog mesra antar suami istri yang baru saja melepas masa lajangnya itu.
Maka meluncurlah kalimat-kalimat dari mulut pengantin pria dan pengantin wanita, yang sepenuhnya adalah sekadar mengulangi apa yang diucapkan pejabat KUA. Benar-benar multi talenta pak pejabat iniÂ
"Istriku sayang, bla..bla..bla," kata pengantin pria. Lalu dibalas dengan ucapan malu-malu "Abangku sayang, bla...bla," oleh pengantin wanita.Â