Maka mau tak mau Gelora harus melepaskan diri dari bayang-bayang PKS, salah satunya dengan tidak terlalu menonjolkan simbol Islam.Â
Dalam wawancara dengan penyiar Kompas TV, Selasa pagi (12/11/2019), Fahri Hamzah mengatakan partai ini tak mau larut dalam dikotomi partai nasionalis versus partai agama.Â
Artinya, partai yang diawali dengan pembentukan ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini, menginginkan lebih terlihat plural.Â
Masalahnya, mampukah Gelora mencuri suara dari yang sebelumnya memilih PDIP, Golkar, Nasdem, Gerindra dan Demokrat yang nasionalis? Ini sangat tergantung dari ada tidaknya mantan kader partai-partai itu yang mau berpindah partai ke Gelora.
Sementara ini kalangan non-PKS yang sudah bergabung dengan Gelora, baru Deddy Mizwar yang dulunya kader Demokrat.
Fahri Hamzah dan Anis Matta harus rajin mencari figur potensial yang terbuang dari PDIP, Golkar, Gerindra atau Nasdem. Sungguh sebuah pertaruhan yang tidak gampang bagi Fahri Hamzah dan Anis Matta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI