Masih banyak holding sektoral yang masih belum terwujud, seperti di sektor perbankan (mayoritas aset BUMN berada di 4 bank milik pemerintah, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN), sektor asuransi, sektor konstruksi, sektor transportasi, dan sebagainya.
Selain membentuk SH BUMN dan membentuk holding sektoral yang tersisa, Erick Thohir perlu memberi perhatian khusus pada dua BUMN, yakni Jiwasraya dan Garuda Indonesia.
Jiwasraya sekarang dalam kondisi kesulitan likuiditas yang parah sehingga klaim dari nasabah yang telah jatuh tempo, belum dapat dicairkan. Tentu saja nasabah Jiwasraya dilanda keresahan.Â
Sedangkan Garuda Indonesia baru saja menghebohkan publik dengan "menyulap" laporan keuangannya tahun 2018 dari yang seharusnya merugi, tapi dilaporkan meraih untung. Karena ada dua komisaris Garuda yang menolak menandatangani laporan keuangan tersebut, kasus ini terkuak dan akhirnya direvisi.Â
Perlu ditambahkan, kalaupun Erick berhasil mendirikan SH BUMN, kesuksesannya bukan saat mendirikan, namun diukur dari kinerja keuangan semua BUMN. Apakah terjadi kenaikan perolehan laba sehingga menyumbang lebih banyak dividen sebagai salah satu sumber penerimaan negara? Apakah tercipta sinergi yang lebih baik antar BUMN sehingga bisa bergerak lebih lincah?
Selamat bekerja Erick Thohir bersama dua wakil menteri dan seluruh jajarannya. Semoga dengan pengalaman bisnis di banyak perusahaan yang dimilikinya, Erick mampu membawa BUMN-BUMN menjadi perusahaan berkelas dunia, bukan jago kandang semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H