Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menciutnya Keterwakilan Perempuan di Kabinet, Sebuah Langkah Mundur

24 Oktober 2019   00:07 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau saja Tetty Paruntu yang sudah terlanjur datang ke istana berbaju putih lengan panjang tidak batal jadi menteri, tentu keterwakilan perempuan dan sekaligus keterwakilan Indonesia bagian timur karena ia berasal dari Sulawesi Utara, akan bertambah.

Soalnya, mencermati susunan kabinet baru yang dinamakan Kabinet Indonesia Maju, terlihat terlalu dominan menteri laki-laki dan berasal dari Indonesia bagian barat. Tulisan ini lebih fokus melihat keterwakilan perempuan di kabinet.

Pada periode pertama Jokowi, telah tercatat rekor baru dalam hal banyaknya perempuan yang menjadi menteri. Ada delapan orang perempuan pada awal pelantikan Oktober 2014. Jumlah ini bertahan saat kabinet ini mengakhiri masa pengabdiannya Oktober 2019.

Para menteri tersebut adalah Puan Maharani (Menko Pembangunan Manusia dan dan Kebudayaan), Rini Soemarno (Menteri BUMN), Susi Pujiastuti (Menteri Kelautan) Nila Anfasa Moeloek (Menteri Kesehatan), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dan Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Di tengah perjalanan, Khofifah mengundurkan diri karena menjadi cagub Jawa Timur yang berhasil dimenangkannya. Namun jumlah menteri perempuan tidak berkurang karena Sri Mulyani masuk saat ada reshuffle.

Khusus untuk Yohana Yembise yang berasal dari Papua, jelas ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi dosen Universitas Cendrawasih tersebut. Sungguh menjadi bukti bahwa perempuan Papua bila diberi kesempatan, akan mampu unjuk kemampuan.

Nah apa yang terjadi dengan Kabinet Jokowi Jilid 2? Hanya tinggal lima orang menteri perempuan. Tentu sah-sah saja bila ditafsirkan sebagai langkah mundur.

Dari kabinet terdahulu yang masih bertahan adalah Sri Mulyani, Retno Marsudi dan Siti Nurbaya. Yang lain harus melepaskan kursinya. Yohana Yembise diganti oleh sesama perempuan, namun berasal dari jalur partai, bukan profesional seperti Yohana, yakni Gusti Ayu Bintang Darmavati.

Yang membuat jumlah menteri perempuan menciut karena empat menteri perempuan diganti oleh laki-laki dan hanya satu menteri lelaki yang diganti oleh perempuan. Nila Moeloek diganti oleh Terawan, Rini Soemarno diganti oleh Erick Thohir dan Puan Maharani diganti oleh Muhadjir Effendy.

Puan Maharani memang harus diganti karena menduduki jabatan yang lebih strategis, menjadi Ketua DPR. Alangkah baiknya bila pengganti Puan juga perempuan. 

Susi Pujiastuti yang menjadi salah satu bintang dalam kabinet Jokowi Jilid 1 karena ketegasannya menenggelamkan kapal asing yang masuk Indonesia tanpa izin, paling tragis nasibnya, karena jadi "korban" lobi-lobi politik. Susi diganti oleh kader Gerindra, Edy Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun