Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Peluang Jusuf Kalla Bila Maju Bertarung di Pilpres 2024

21 Oktober 2019   07:28 Diperbarui: 30 Oktober 2019   12:30 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Minggu sore (20/10/2019) kemarin, secara prosedural telah dilantik Presiden dan Wapres periode 2019-2024. Tapi boleh juga ditafsirkan bahwa sebetulnya tidak ada pergantian dalam kepemimpinan di negara kita, selain hanya pergantian orang nomor dua saja.

Dalam hal ini, yang sesungguhnya disambut adalah Wapres yang baru, Ma'ruf Amin (MA). Sedangkan yang dilepas adalah Wapres yang lama, Jusuf Kalla (JK). Umur kedua tokoh ini terpaut tipis, JK 77 tahun dan MA 76 tahun.

Kalau melihat tampilan fisik dan cara berjalan, mungkin publik punya kesan bahwa JK lebih sehat dan lebih lincah bergerak ketimbang MA. Bisa jadi untuk memberi sinyal kepada masyarakat bahwa jangan meragukan kemampuan fisik MA, beberapa stasiun televisi meliput aktivitas MA yang berolahraga jalan kaki di pagi hari sebelum pelantikan.

Menarik pula mencermati berita di media massa, termasuk banyak tulisan di Kompasiana, sejak beberapa hari sebelum JK mengakhiri tugasnya sebagai wapres, bertebaran berita dan opini tentang JK yang semuanya bernada positif. Artinya kepiawaian JK memang diakui publik.

Tak heran bila pada acara pelantikan Jokowi dan MA, semua anggota MPR memberikan standing ovation, saat dalam kata sambutannya,  Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi JK.

Berbeda dengan tahun 2009, ketika itu JK menjadi penantang SBY di pilpres dan mengalami kekalahan telak, maka sekarang seolah menjadi akhir yang manis buat JK. Karena kebersamaan dengan Jokowi terjalin harmonis sampai detik terakhir.

Tapi melihat JK yang masih sehat dan trend di dunia luar lagi memberi angin kepada pemimpin tua seperti Donald Trump di Amerika Serikat dan Mahathir Mohamad di Malaysia, siapa tahu JK tertarik untuk maju di pilpres 2024.

Apalagi sampai sekarang belum terlihat siapa kira-kira calon kuat dari partai politik papan atas yang akan bertarung di pilpres lima tahun mendatang. Yang pasti Jokowi tidak dibolehkan lagi, kecuali pasal terkait di UUD 1945 diubah oleh MPR.

PDIP sendiri belum punya orang kuat yang sehebat Jokowi. Puan Maharani yang mungkin ikut bertarung, diperkirakan tidak begitu menjadi daya tarik bagi masyarakat, kecuali loyalis PDIP yang berjumlah sekitar 20 persen dari total pemilih.

Maka bila JK maju, partai pengusung Jokowi selain PDIP, bisa jadi berada di kubu JK. Bahkan PKS dan PAN sangat mungkin ikut bergabung, karena figur JK dapat diterima dengan baik oleh partai nasionalis maupun partai berbasis agama.

Pesaing JK diperkirakan datang dari kelompok tua dan kelompok yang puluhan tahun lebih muda. Yang tua adalah Prabowo Subianto, bila masih bersemangat. Ingat, 5 tahun lagi Prabowo baru berumur 73 tahun. Dan mungkin juga PKB mengusung MA bila selama lima tahun mendatang mendampingi Jokowi, popularitasnya naik.

Sedangkan pesaing berusia muda, diperkirakan adalah Puan Maharani, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Puan dan AHY sudah punya kendaraan politik, tapi Anies belum punya meskipun pernah diberi angin oleh Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.

Sangat mungkin pula terjadi kolaborasi tua dan muda. Contohnya pasangan JK-Anies melawan Prabowo-Puan. JK-Anies bisa terwujud bila didukung Golkar dan Nasdem. 

Tapi pasangan Prabowo-Puan apakah mungkin terwujud? Bukankah itu terkesan merendahkan posisi PDIP yang menjadi pemenang pileg 2019? 

Namun tak ada yang tak mungkin, melihat "kemesraan" Megawati dan Prabowo akhir-akhir ini. Apalagi misalnya ditambah dengan perjanjian pada 2029 Gerindra harus mendukung Puan jadi Presiden.

Apapun skenarionya, peluang JK bila maju di pilpres 2024 cukup menjanjikan. Masalahnya JK apakah berminat? Dari wawancaranya dengan wartawan Kompas yang dimuat Kompas Minggu (20/10/2019), JK akan melanjutkan pengabdiannya di bidang sosial dan tidak bersinggungan dengan politik praktis. 

Tapi siapa tahu, JK berubah pikiran. Mahathir Mohamad yang berusia lebih dari 90 tahun saja berani turun gunung, kenapa JK yang "baru" 82 tahun pada 2024 mendatang tidak berani?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun