Sekarang museum yang dinamakan De Tjolomadoe itu menjadi objek wisata unggulan di Solo. Silahkan baca tulisan saya tentang De Tjolomadoe di sini.
Begitu memasuki tempat peristirahatan ini, di samping kagum dengan luas areanya, saya juga terperangah melihat betapa berbedanya rest area yang satu ini dengan semua rest area yang ada di jalan tol di negara kita.
Ternyata toko-toko dan restoran tersebut bukannya tidak ada, malah banyak banget, tapi semuanya ditampung di sebuah tempat sangat besar mirip hanggar pesawat terbang.
Ada pula dinding yang dibangun baru, tapi tampaknya disengaja hanya berupa susunan batu bata merah saja tanpa dilapisi, sehingga seperti bangunan yang belum jadi.Â
Di bagian dalam pun, tungku pembakaran, mesin giling, dan beberapa peninggalan pabrik lainnya, dibiarkan seperti itu. Jadi gedung ini juga berfungsi seperti museum.
Banyak sekali pengunjung yang sibuk berfoto. Ada dua kelompok pengunjung, yakni para pelintas di jalan tol yang sekadar singgah sebentar dan yang sengaja datang berwisata.
Tadi disebutkan ada banyak pedagang yang berjualan makanan, oleh-oleh, barang kerajinan, dan semacam mini market. Tapi jangan mencari jaringan restoran terkenal yang biasa beroperasi di rest area lain.