Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Bebas": Jangan Tenggelam dalam Asyiknya Reuni, Renungkan Kritik Sosialnya

8 Oktober 2019   17:13 Diperbarui: 8 Oktober 2019   17:23 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jelaslah betapa masalah bullying, berantem antar geng, pelecehan seksual, masih saja terjadi, dari dulu hingga kini. Ini tergambar jelas di film ini, dialami oleh Vina dan juga sekarang dialami anak perempuan Vina. Fenomena ini keliru kalau hanya dianggap sekadar bunga-bunga saja. Justru ini kritik sosial yang belum ketemu solusinya yang mengancam dunia pendidikan kita.

Saat ibunya Vina dirawat di sebuah rumah sakit, Vina secara tidak sengaja mengetahui bahwa Kris (diperankan Susan Bachtiar), teman gengnya dulu tengah dirawat pula di sana dengan penyakit yang menurut dokter ajalnya diperkirakan tinggal dua bulan lagi.

Atas permintaan Kris, Vina menjadi jangkar dalam mengumpulkan seluruh anggota geng "Bebas".  Maka dengan berbagai cara akhirnya Vina bertemu dengan Jessica (Indy Barends), dulu anggota geng yang paling sering berdandan di kelas karena bercita-cita menjadi model. Kelak, ia menjadi seorang agen asuransi yang gigih karena selalu dikejar target setoran oleh bosnya.

Setelah itu Vina dan Jessica bertemu pula dengan Jojo (Baim Wong), lelaki kemayu yang hidup mapan dari perusahaan milik keluarga, namun masih bujangan. Kemudian bertemu dengan Gina (Widi Mulia), yang hidup prihatin, mengontrak rumah di gang sempit.

Tapi Gina ternyata berhati mulia. Penghasilannya dari berdagang kue tidak cukup untuk membayar kontrak rumah, sehingga ia diancam diusir oleh pemilik rumah. Eh, malah Gina masih sempat-sempatnya menitipkan amplop buat Kris melalui Vina dan Jojo yang bertandang ke rumah kontrakan Gina.

Satu-satunya anggota geng Bebas yang tidak ketemu sampai akhirnya Kris dijemput ajal adalah Suci, yang saat sekolah dulu pernah benci banget pada Vina.

Meski terkesan sebagi film yang ringan, masalah politik sempat muncul sekelabat dari pembicaraan kakak laki-laki Vina, seorang aktivis kampus. Juga ada tempat nongkrong anak muda di tempat penjual nasi goreng kaki lima yang diintai intel. Memang begitulah pengekangan politik sebelum ditumbangkan oleh era reformasi, di mana sejumlah media cetak dibredel.

Ada pula hal sepele, tapi jadi adegan pembuka yang baik, yang sekaligus jeli menggambarkan rasa "kosong" Vina sebagai istri dari seorang suami yang kaya dan ibu dari seorang anak gadis yang sudah di bangku SMA.

Vina sudah bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya. Tapi sang suami dan anak seolah kompak terburu-buru berangkat, masing-masing ke kantor dan ke sekolah, tanpa sarapan. 

Kalau ada yang mengganjal di film ini adalah wajah Vina saat SMA yang diperankan Maizura tidak klop dengan versi dewasa yang diperankan Marsha Timothy. Betul bahwa usia akan mengubah fisik seseorang, tapi tetap kelihatan jejaknya. Tapi mungkin memang sulit mencari yang pas.

Kesimpulannya, "Bebas"adalah film yang mengasyikkan. Namun penonton jangan terpaku pada aspek hiburan semata, kritik sosial yang membungkusnya perlu direnungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun