Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahathir Mohamad Setengah Hati Serahkan Estafet Kepemimpinan ke Anwar Ibrahim?

13 Desember 2019   08:08 Diperbarui: 13 Desember 2019   08:08 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekiranya Azmin berhasil menjadi Ketua Umum PKR, sangat mungkin akan membuatnya melenggang menerima serah terima jabatan PM dari Mahathir. 

Jika semua berjalan normal, pemilu internal PKR baru akan berlangsung tahun 2021. Ketika itulah Azmin berpeluang merebut kursi ketua partai bila punya banyak pendukung.

Entah dipas-paskan atau hanya sekadar kebetulan, Mahathir pun seperti merevisi rencana semula, tidak jadi pensiun dari jabatan PM tahun 2020, tapi setahun setelah itu.

Kalau memang begitu, mungkin sudah takdir Anwar, politisi yang sejak muda dahulu mempunyai hubungan erat dengan banyak cendekiawan Indonesia, tidak akan pernah jadi PM.

Padahal sedikit kilas balik ke dekade 1990-an, Anwar juga sudah digadang-gadang akan menjadi PM sejak 1995. Sayangnya dari tahun 1997 hingga 2018 Anwar bolak-balik dipenjarakan dan diduga akibat perselisihannya dengan Mahathir.

Perlu dicatat, walaupun lebih muda ketimbang Mahathir, Anwar secara umum sudah tergolong tua, yakni berusia 72 tahun. Bahkan kesehatan Anwar relatif sering terganggu, antara lain dampak dari mendekam di penjara itu tadi.

Sudah begitu, politisi yang terkenal santun ini, malah berurusan lagi dengan polisi. Tempo.co (11/12/2019) memberitakan bahwa pihak kepolisian Malaysia bakal memeriksa Anwar karena ada pengaduan seorang bekas pembantunya yang mengaku menjadi korban serangan seksual.

Publik Malaysia khawatir ada rekayasa di balik pengaduan itu. Memang ironis, bila tokoh yang juga disebut sebagai intelektual muslim berkelas internasional itu, setara dengan almarhum Nurcholish Madjid di Indonesia, di masa tuanya tersandung banyak masalah.

Sudahlah secara politik terkena PHP (pemberi harapan palsu), eh ada kemungkinan masuk penjara lagi. Drama politik di negara tetangga itu semakin menarik untuk dicermati. 

Ternyata tumbangnya Najib Razak, mantan PM terdahulu yang sekarang sibuk menghadapi tuduhan korupsi, yang sekaligus mengakhiri dominasi UMNO, tidak serta merta melahirkan era reformasi, seperti tumbangnya Soeharto di negara kita.

dok. aljazeera.com
dok. aljazeera.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun