Nah, ketika para mahasiswa mencium tangan saya saat mau memulai kuliah dan kembali mencium tangan lagi saat kuliah selesai, dalam hati saya bertanya, ini kampus atau sekolah? Soalnya dulu tidak lazim mahasiswa mencium tangan dosen.
Jadi tidak berlebihan bila saya menilai mahasiswa sekarang adalah anak manis. Kesimpulan tersebut juga disetujui teman-teman dosen lainnya yang mengajar di beberapa kampus.
Mereka juga berpakaian dengan lebih rapi dan sopan. Dulu saya masih mengalami mahasiswa yang berpakaian secara bebas, banyak yang kuliah pakai t-shirt dan pakai sandal. Waktu itu lagi mode para artis pria berambut gondrong yang ditiru pula oleh banyak mahasiswa.
Dari sisi religiusitas, saya juga melihat mahasiswa sekarang lebih unggul ketimbang di era saya dulu. Persentase mahasiswa yang beribadah di masjid kampus, jauh lebih ramai sekarang.Â
Apalagi jika melihat jumlah mahasiswi yang berhijab yang menjadi kelompok mayoritas. Sesuatu yang pada dekade 1980-an merupakan pemandangan yang langka.Â
Maka bila saat demonstrasi para mahasiswa tampil beringas, sungguh kontras dengan kesehariannya yang saya lihat. Keberingasan itu menurut saya sifatnya hanya insidentil. Mungkin terbawa suasana yang begitu ramai, mungkin juga karena ada pihak yang menangguk di air keruh yang jadi provokator.Â
Mungkin pula aparat kepolisian yang mengamankan banyak yang masih muda, dengan usia tak jauh berbeda dengan para mahasiswa yang melakukan demo, sehingga sama-sama gampang terpancing emosinya.
Betapapun juga, terjadinya gelombang demonstrasi para mahasiswa yang berlangsung belum lama ini, tidak mengubah pandangan saya. Bahwa di mata saya mereka adalah mahasiswa yang santun.