Duo F yang dimaksud pada judul di atas adalah Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang merupakan unsur pimpinan DPR periode 2014-2019 yang baru saja berakhir masa jabatannya.
Ketua DPR periode yang lalu tersebut sudah beberapa kali berganti. Dimulai oleh Setya Novanto, kemudian Ade Komarudin, kembali ke Setya Novanto, baru diakhiri oleh Bambang Soesatyo. Inilah rekor pergantian Ketua DPR paling sering dalam satu periode.
Tapi dari jajaran wakil ketua, harus diakui, adanya duo F membuat DPR suaranya lebih garang, lebih lantang ketimbang suara ketuanya sendiri. Begitu juga wakil ketua yang lain yakni Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan, adem ayem saja. Maka yang menyemarakkan DPR ya Duo F itu.
Duo F terkenal dengan komentarnya yang vokal, lugas, dan spontan. Bisa membuat yang terkena kritik merah padam mukanya. Karena Duo F adalah dari partai oposisi, tentu saja sasaran kritiknya adalah pihak pemerintah.Â
Tapi mereka yang sependapat dengan apa yang disampaikan Duo F, akan bersorak, seakan Duo F membantu menyuarakan aspirasinya dengan serangan yang frontal ke kubu lawan.
Mungkin karena itu, Duo F laku keras dicari jurnalis yang haus dengan berita yang menggigit. Demikian pula dalam berbagai acara talk show di televisi, Duo F merupakan bintang panggung, terlepas dari polemik yang ditimbulkannya.
Satu lagi, Duo F terbilang aktif di media sosial. Cuitan-cuitannya ramai direspon warganet, dengan jumlah yang relatif berimbang antara yang memuji dan mencaci.
Namun kalau melihat figur lima orang pimpinan DPR periode sekarang, di mana pertama kalinya seorang wanita menjadi ketua, yakni Puan Maharani, terkesan lebih lembut karena tidak lagi punya figur yang vokal seperti duo F.
Fahri Hamzah tidak ikut bertarung di pileg yang lalu. Fadli Zon masih tetap jadi anggota DPR, namun Gerindra tidak lagi menunjuknya di posisi Wakil Ketua DPR yang menjadi jatah Gerindra karena berhasil masuk lima besar pileg 2019.
Sufmi Dasco Ahmad, yang tidak begitu populer di mata jurnalis, menjadi Wakil Ketua DPR periode sekarang mewakili Gerindra. Apakah memang Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra sengaja memilih figur yang tidak terlalu vokal, agar silaturahmi yang sudah baik dengan Presiden Jokowi bisa dipelihara?
Kalau wakil Gerindra saja sudah santun, tentu unsur pimpinan dari partai pengusung pasangan Jokowi-Ma'ruf juga senada seirama. Termasuk Ketua DPR Puan Maharani, meskipun menjadi Menko pada kabinet yang mau berakhir, kalah "garang" ketimbang menteri wanita lain seperti Susi Pujiastuti dan Sri Mulyani.