Maka pada Sabtu malam (31/8/2019) saya dan istri berangkat ke Ritz Carlton Hotel di Pacific Place, Jakarta Selatan. Pengamatan saya begitu sampai di lokasi, sama sekali tidak ada karangan bunga.Â
Begitu pula saat saya mengisi buku tamu, tak ada tempat memasukkan amplop. Maka sebagai pejabat BUMN, sang pengundang tak perlu repot-repot melaporkan amplop yang diterima ke KPK, karena bisa diisi nihil.
Tapi alamak, kekhawatiran saya terbukti. Antreannya sangat sangat panjang. Konon 4.000 undangan disebar untuk pesta ini. Berkali-kali MC mengumumkan bahwa para tamu yang mau menikmati hidangan terlebih dahulu, dipersilakan, mengingat panjangnya antrean.
Namun saya tidak terpancing dengan pengumuman itu. Dulu, saya pernah makan duluan, tapi setelah itu pas masuk jalur antrean, tetap saja masih mengular.
Sementara itu Hotman Paris Hutapea,  Tito Karnavian, Luhut Binsar Panjaitan, Ganjar Pranowo, Aburizal Bakrie, dan entah siapa lagi yang luput dari perhatian saya, melenggang mulus melewati jalur antrean. Ya iyalah, beliau-beliau kan orang super sibuk, tentu tidak mungkin membuang waktu antre berlama-lama.
Saya masuk jalur antrean jam 19.23. Alhamdulillah dengan semangat 45 berhasil menyalami kedua pengantin dan kedua pasang orang tua pengantin yang berbahagia pada jam 21.05. Ini saya catat dalam sejarah hidup saya sebagai rekor terlama saya antre di suatu pesta pernikahan.
Maka tibalah waktunya menyantap hidangan ala hotel mewah. Meski undangannya banyak sekali, ruangan tak terasa sempit karena memakai Grand Ballroom 1,2, dan 3, yang digabung jadi satu.
Saya juga menikmati alunan lagu-lagu rancak dari salah seorang penyanyi favorit saya, Marcel Siahaan, yang diiringi band-nya sendiri.Â
Lalu setiap bertemu teman lama, tentu saya harus saling bersalaman sambil bertukar kabar. Khusus teman akrab, tidak cukup sekadar bersalaman, tapi juga cipika-cipiki.
Pegel, capek, tapi saya nikmati saja sebagai ajang menjalin silaturahmi dengan banyak teman yang sudah lama tidak berjumpa. Lagi pula jarang-jarang saya diundang untuk pesta semewah itu.