Masalahnya sama, roti tersebut ditumpuk dari yang kedaluwarsanya besok sampai yang masih lima hari lagi. Menurut saya kualitas rasa dan keamanannya sangat berbeda, yang paling baru pasti lebih oke.
Tapi untuk makanan yang saya duga pakai bahan pengawet yang sesekali tetap saya beli, perlu pula mempertimbangkan hal lain. Contohnya chicken nugget, sosis atau bakso yang akan digoreng di rumah.
Bila ada beberapa merek, maka merek yang kedaluwarsanya relatif lama mungkin saja pakai bahan pengawet yang lebih banyak. Maka teori saya tetap berlaku yakni membandingkan kedaluwarsa yang paling lama tapi di antara satu merek yang sama. Meskipun bila dibandingkan dengan merek lain, masa kedaluwarsanya lebih pendek.
Tentu masih ada hal lain yang perlu diperhatikan selain masa kedaluwarsa. Di antaranya meneliti kemasan apakah ada yang terbuka segelnya, yang robek, yang penyok, dan sebagainya. Yang beginian jangan dibeli.
Salah satu kelemahan saya, kadang-kadang suka menyimpan bahan makanan atau minuman yang sebetulnya agak jarang saya konsumsi, tapi diperlukan bila ada tamu. Contohnya adalah kopi, teh, saus sambal dan saus tomat.Â
Akibatnya saya harus rajin mengecek, apakah stok yang disimpan sudah kedaluwarsa atau belum. Yang sudah kedaluwarsa, mau tak mau harus dibuang ke tempat sampah.
Kesimpulannya, rewel untuk kebaikan itu perlu. Jangan silau dengan tempat belanja yang tampilannya bagus dan rapi seperti apotik dan supermarket. Tetap perlu waspada agar apa yang kita beli aman untuk dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H