Sebagai orang Minang yang suka mendengarkan berbagai lagu daerah, saya merasa kecewa. Waktu saya kecil dulu, sekitar awal dekade 1970-an, banyak sekali lagu pop Minang yang berkumandang, terutama dipancarkan oleh stasiun radio, baik RRI maupun radio amatir.
Waktu itu warga Sumbar memang belum bisa menangkap siaran televisi. Di samping dari radio, penyanyi Minang yang berkarir di Jakarta dan berpredikat artis nasional, juga sering melakukan pertunjukan langsung di berbagai kota di Sumbar.
Elly Kasim, Tiar Ramon dan Yan Bastian adalah penyanyi pop Minang terkenal ketika itu. Sedangkan pencipta lagu Minang di era itu yang paling produktif adalah Nuskan Syarif.
Bapisah Bukannyo Bacarai, Bareh Solok, Mudiak Harau, Kaparinyo, Ampun Mandeh, Ubekkan Denai, Malam Bainai, adalah beberapa judul lagu yang syahdu dinyanyikan Elly Kasim yang masih segar dalam ingatan saya.Â
Tapi menurut orang tua saya, pada dekade sebelumnya, lagu Minang lebih berjaya lagi dan dikenal luas secara nasional. Sekarang lagu-lagu itu termasuk legendaris.Â
Sebelum era Elly Kasim tersebut, Orkes Gumarang merupakan orkes paling top dan dari berbagai referensi dinobatkan sebagai pelopor era grup band di tanah air.
Berikutnya, masih sebelum dekade 70-an, juga terkenal penyanyi asal Padang, Oslan Husein. Oslan laris manggung di seluruh Indonesia dan juga Malaya (nama Malaysia waktu dulu). Selain itu ada lagi Orkes Kumbang Tjari dan Zaenal Combo.Â
Ayam Den Lapeh, Laruik Sanjo, Takana Jo Kampuang, Tak Tontong, Lompong Sagu, Baju Kuruang, Bugih Lamo, Kasiah Tak Sampai, Kambanglah Bungo, adalah beberapa lagu pop Minang tempo dulu di era Gumarang dan Oslan Husein yang juga dikenal oleh masyarakat bukan Minang.Â
Sebetulnya lagu-lagu yang dibawakan Orkes Gumarang sangat kental berirama latin yang waktu itu lagi digemari secara internasional. Begitu juga Oslan, lagu-lagunya berirama cha cha. Namun karena liriknya berbahasa Minang, jadi disebut sebagai Lagu Pop Minang.
Harus diakui, kebijakan Presiden Sukarno ketika itu yang melarang dimainkannya lagu-lagu barat, turut mengangkat derajat lagu pop daerah, tidak hanya Minang.Â
Kalau tidak keliru, lagu daerah lain yang top di era itu seperti Es Lilin dan Bubuy Bulan (Sunda), Ampar-ampar Pisang (Banjarmasin), Anging Mammiri (Bugis), O Ina Ni Keke (Manado), Jali-jali (Betawi) dan sebagainya.