Ceritanya berkembang ketika adik Khan dapat beasiswa ke AS, kemudian sang ibu meningggal dunia. Khan diajak adiknya untuk tingal di Amerika. Nah di sinilah berbagai problem terjadi.
Kebetulan adik Khan punya istri seorang psikolog yang mampu mendeteksi kelainan yang diderita Khan sekaligus memberikan terapi. Khan setelah itu bisa hidup mandiri di San Fransisco dan bekerja sebagai salesman produk kecantikan.
Khan menikahi seorang janda berdarah India beragama Hindu yang punya satu anak. Namun tragedi 11 September 2001 yang meruntuhkan menara kembar WTC di New York telah mengubah hidup Khan.
Jalan Allah adalah jalan penuh cinta bukan kebencian, sangat diyakini oleh Khan. Makanya ia bersahabat dengan etnis dan pemeluk agama yang berbeda. Sayangnya ia malah dicurigai sebagai teroris.
Khan ingin sekali bertemu Presiden AS untuk menjelaskan bahwa ia bukan teroris. Tapi justru karena itu ia diringkus polisi. Untung kemudian ia dilepaskan karena terbukti Khan yang malah berjasa memberi informasi tentang adanya seseorang yang berniat menggerakkan aksi terorisme berdalih membela agama.
Dari dua film di atas, jelas bahwa tema film India semakin variatif. Sangat berbeda dengan gaya film India dulu yang tak jauh beda dengan apa yang ditampilkan sinetron Azab di televisi kita saat ini.
Bagi industri film Indonesia, ada baiknya belajar dari India. Selama ini film Indonesia banyak yang berkiblat ke Hollywood, padahal secara sosial budaya, juga di bidang ekonomi dan politik, Indonesia lebih mirip India dan sangat berbeda dengan AS.
Sebetulnya tema film  nasional juga lumayan variatif. Beberapa tahun lalu ada film Tanah Air Beta yang mengangkat kisah di perbatasan Indonesia dengan Timor Leste. Â
Juga pernah ada film 99 Cahaya di Langit Eropa yang juga mengungkap hubungan aksi terorisme dengan kecurigaan masyarakat di Eropa dan Amerika terhadap warga minoritas muslim di sana.
Namun akan lebih baik bila muncul pula film bertemakan kisah tenaga kerja wanita dari Nusa Tenggara Timur yang mendapat perlakuan yang tidak layak di negeri jiran Malaysia. Atau tentang  mahasiswa asal Papua yang menuntut ilmu di Pulau Jawa, yang tentu dibalut dengan bumbu drama agar punya daya jual.
Contoh di atas bisa ditambah dengan berbagai kisah anak bangsa yang lain dengan benang merahnya adalah bagaimana kita yang terdiri dari berbagai suku dan agama ini, bisa tetap rukun.