Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati Blak-blakan Minta Menteri yang Banyak, Apa Jawaban Jokowi?

9 Agustus 2019   15:05 Diperbarui: 9 Agustus 2019   15:16 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. tribunnews.com

Kebetulan pada hari ini Jumat (9/8/2019) saya punya waktu luang yang memungkinkan saya untuk nongkrong lama-lama di depan layar kaca. Saya mengikuti program berita yang ditayangkan oleh Kompas TV.

Ada satu berita yang menarik perhatian saya, apalagi berita itu diulang beberapa kali dalam selang waktu yang tidak terlalu lama. Berita dimaksud berupa liputan dari Kongres PDIP yang berlangsung di Bali.

Bukan soal kehadiran Prabowo, capres yang dua kali dikalahkan kader PDIP Jokowi, yang menarik perhatian saya. Meskipun Prabowo tampak diistimewakan Megawati yang kembali terpilih menjadi Ketua Umum PDIP untuk kesekian kalinya.

Saya hanya mencoba menebak-nebak bagaimana Jokowi harus memainkan dua peranannya secara baik. Sebagai kader partai (dulu bahkan ada yang menyebut sebagai petugas partai), jelas Jokowi adakah "anak buah" Megawati.

Namun sebagai Presiden Indonesia, tak dapat dibantah lagi, Jokowi lah yang memegang tampuk kekusaan. Megawati pun harus patuh pada Jokowi.

Nah, ini dia yang menarik perhatian saya. Saat menyampaikan kata sambutan, dengan sangat blak-blakan Megawati minta jatah menteri yang banyak pada Jokowi. Tanpa tedeng aling-aling Megawati mengatakan tidak mau kalau PDIP hanya dapat 4 orang menteri. Berarti harus lebih dari itu.

Perlu diketahui, acara tersebut dihadiri oleh para undangan yang bukan kader PDIP. Selain Prabowo, juga ada Jusuf Kalla, Ma'ruf Amin, dan para ketua umum partai pengusung Jokowi-Ma'ruf. Di samping itu pers nasional dan luar negeri juga datang meliput.

Tentu saja Jokowi harus menanggapi permintaan Megawati tersebut. Apakah Jokowi menilai permintaan itu sebagai instruksi dari ketua umum partai tempat beliau bernaung?

Di sinilah hebatnya Jokowi. Dengan berani beliau melepaskan kultur nJawani-nya, dan ikut blak-blakan menjawab saat kebagian kesempatan untuk memberikan kata sambutan.

Agar saya tidak salah kutip karena tidak merekam tayangan itu, lebih baik saya kutipkan dari tribunnews.com (8/8/2019) yang memberitakan hal yang sama. Inilah selengkapnya jawaban spontan Jokowi atas permintaan Megawati.

"Mengenai menteri. Tadi Bu Mega kan menyampaikan jangan empat dong. Tapi kalau yang lain dapat dua dan PDIP empat, kan sudah dua kali." kata Jokowi (maksudnya PDIP dua kali lipat dari partai lain). 

Jokowi melanjutkan, "Kalau yang lain tiga, pasti PDIP ....." Jokowi terhenti sejenak sambil mendengar reaksi hadirin yang berteriak "enam menteri". "Belum tentu juga. Yang jelas PDIP pasti yang terbanyak. Itu jaminan saya." janji Jokowi. 

Maka bolehlah ditafsirkan bahwa soal susunan menteri, Jokowi akan menggunakan haknya. Memang PDIP dijanjikan punya wakil yang terbanyak di kabinet, namun tidak mesti dua kali lipat yang diperoleh partai lain.

Jokowi cukup jeli, tidak mempermalukan Megawati, sekaligus juga menyelamatkan mukanya sebagai Presiden yang bukan "petugas" partai. Begitulah memang dilemanya, bila seorang Presiden bukan ketua umum partai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun