Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peluang Gerindra di Atas Angin Soal Perebutan Kursi Ketua MPR

24 Juli 2019   17:39 Diperbarui: 24 Juli 2019   17:43 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan politik di tanah air betul-betul cair dan sangat dinamis, apapun bisa terjadi. Ini tentu saja disikapi secara beragam, ada yang memberikan apresiasi, ada pula yang kecewa, tergantung kepentingan masing-masing yang berbeda.

Hari ini, Rabu (24/7/2019), dua sosok kingmaker, melakukan aksi politik yang berbeda, meski sama-sama dibungkus dengan dalih menyambung tali silaturahim yang sempat putus pada pilpres yang lalu.

Dua sosok dimaksud adalah Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, dan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem. Ibu Mega dengan politik nasi gorengnya menjamu Prabowo Subianto untuk makan siang di kediamannya. Turut mendampingi Megawati adalah kedua anaknya Prananda dan Puan Maharani, serta beberapa tokoh partai PDIP. Sedangkan Prabowo juga ditemani beberapa tokoh partai Gerindra.

Tak ada wakil partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf (selain PDIP) pada pertemuan Mega-Prabowo tersebut. Namun Surya Paloh juga punya agenda tersendiri bersama partai koalisi, namun tidak dihadiri wakil PDIP.

Surya bertemu dengan ketua umum partai Golkar, PKB dan PPP hari Senin (22/7/2019) lalu. Lalu pada waktu bersamaan dengan pertemuan Mega-Prabowo, Gubernur DKI Anies Baswedan juga mendatangi Surya Paloh. Maka lontaran saling memuji pun keluar dari mulut Surya dan Anies, walaupun saat Pilgub DKI 2017, Surya berada di pihak pasangan Ahok-Djarot.

Terlalu jauh bila menafsirkan pertemuan Anies-Surya untuk tujuan pilpres 2014, tapi bukan tidak mungkin Nasdem mengusung Anies, karena Anies tak punya kendaraan politik.

Namun agenda paling dekat yang tampaknya mungkin dibahas baik pada pertemuan Mega-Prabowo, maupun pertemuan ketua umum parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf minus PDIP, adalah lobi-lobi untuk mencari figur yang paling tepat menduduki kursi ketua MPR.

Bisa jadi PDIP bingung juga mau mendukung siapa bila semua partai koalisi mengincar kursi ketua MPR. Bahkan partai pengusung Prabowo-Sandi pun terang-terangan juga ikut mengincar seperti Gerindra dan PAN.

Maka dari pada dianggap pilih kasih, bisa jadi PDIP setuju apabila ketua MPR "dihadiahkan" saja pada Gerindra sebagai bagian dari proses rekonsiliasi. 

Memberikan kursi ketua MPR kepada pihak lawan waktu pilpres pernah terjadi ketika di era SBY yang kedua (2009-2014) dengan terpilihnya Taufik Kiemas dari PDIP yang jadi oposisi.

Mungkin pola seperti itulah yang akan diulangi lagi bila Gerindra mendapat kursi ketua MPR. Maka dilihat dari sisi ini, Gerindra tampaknya lagi di atas angin.

Namun belum tentu langkah Gerindra mendapat kursi ketua MPR akan berjalan mulus. Hanya dengan dukungan dua partai saja, meski itu partai besar, yakni PDIP dan Gerindra, belumlah cukup.

Bila Surya Paloh dan partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf ingin menjegal, akan berat bagi Gerindra. Apalagi partai koalisi pendukung Prabowo-Sandi di luar Gerindra, tampaknya juga tidak hepi.

Partai Demokrat sangat mungkin kecewa, gara-gara PDIP lagi mesra dengan Gerindra, Demokrat seperti terabaikan. Padahal kalau PDIP ingin "membalas budi" karena dulu Taufik Kiemas menjadi ketua MPR saat SBY berkuasa, kenapa saat Jokowi presiden, ketua MPR tidak diberikan ke Demokrat?

Yang jelas perkembangan politik ke depan sangat menarik untuk dicermati. Bila kubu koalisi Jokowi-Ma'ruf terbelah dua antara pihak Mega dan pihak Surya, kita lihat saja nanti siapa yang menang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun