Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Berfoto di Bundaran HI, Norak dan Kampungan?

7 Juli 2019   09:53 Diperbarui: 7 Juli 2019   09:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya mengikuti acara nangkring Bank Indonesia dan Kompasiana di Mal Grand Indonesia Jakarta Pusat, Rabu (29/6/2019), saya sengaja naik Transjakarta dan turun di halte yang tak jauh dari Bundaran Hotel Indonesia (HI). Inilah halte terdekat ke Grand Indonesia.

Sambil berjalan kaki saya melihat lumayan ramai wisatawan lokal yang lagi menikmati Tugu Selamat Datang yang ada di bundaran ini. Tugu yang ikonik tersebut dilengkapi dengan air mancur dan taman yang menawan.

Tak heran, Bundaran HI menjadi salah satu lokasi favorit bagi mereka yang sedang berkunjung ke Jakarta. Apalagi  dalam masa libur semester anak sekolah seperti sekarang, banyak keluarga yang dugaan saya berasal dari daerah yang sedang berfoto dengan berbagai gaya.

Ada sedikit "kecelakaan" ketika seorang pengambil foto bergerak mundur dan menyenggol seorang pekerja kantoran yang lagi berjalan terburu-buru. Si tukang foto sudah minta maaf, tapi dari ekspresi si orang kantoran terlihat pandangan yang meremehkan. Kemudian orang kantoran tersebut terdengar berkomentar ke temannya: "Norak, dasar orang kampung."

Saya kebetulan berjalan di sisi orang kantoran tersebut, tentu mendengar ocehan yang merendahkan orang kampung. Saya, walaupun sejak tahun 1986 telah ber-KTP DKI, juga orang kampung, makanya dalam hati saya membela orang kampung tersebut.

Menurut saya mereka tidak norak. Soalnya hal yang sama, maksudnya berfoto dengan latar belakang Bundaran HI, juga dilakukan segelintir turis bule yang terlihat berpakaian agak rapi. Lalu apakah gara-gara ibu-ibu dan anak-anak mereka tidak terlihat berpenampilan bagus, layak dikatakan norak? 

Pada dasarnya apa yang jarang kita lihat, kita ingin mengabadikannya. Ini dilakukan oleh semua orang, gak orang kampung, gak orang kota, gak juga bule-bule. 

Bagi warga Jakarta yang sering melewati Jalan Thamrin, tentu sudah bosan melihat Tugu Selamat Datang. Tapi bagi orang yang sesekali ke sana, pasti menilai tugu tersebut sesuatu yang layak dijadikan latar belakang berfoto. 

Sama juga dengan orang kampung yang sehari-hari bekerja di sawah dengan latar belakang pegunungan, pasti di mata mereka tak ada yang indah dari tempat mereka beraktivitas itu. Padahal begitu orang dari kota besar singgah di sana, mereka langsung kagum dengan keindahannya dan langsung pasang aksi untuk berfoto.

Jadi, baik di kampung ataupun di kota, bila ada sekelompok orang yang baru datang di sana menilai pemandangannya indah dan berfoto, maka ini merupakan potensi menjadi objek wisata. Di lokasi seperti ini sebaiknya disediakan spot yang layak untuk berfoto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun