Halal Indonesia Expo (HIE) adalah suatu event pameran yang berlangsung dari tanggal 27 sampai 30 Juni 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Tentu ini menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk mengenal berbagai produk yang memenuhi kriteria halal.
Istilah "halal" selama ini lebih sering dikaitkan dengan makanan yang boleh dimakan oleh ummat Islam. Ternyata konsep halal sekarang telah berkembang pesat menjadi bisnis tersendiri dan bisa dikatakan sebagai bagian dari gaya hidup. Selain makanan, pakaian, kosmetik, pariwisata halal pun lagi booming saat ini.
Saya berkesempatan berkunjung ke HIE Sabtu (29/6/2019) sore. Ternyata animo masyarakat demikian tinggi yang terbukti dari antrean di tempat registrasi. Bagi yang belum mendaftar secara daring seperti saya harus mengisi formulir identitas diri terlebih dahulu. Di sinilah terjadi antrean itu. Namun berkunjung ke HIE tidak ditarik bayaran.
Ada banyak sekali stand pameran yang memenuhi dua hall yang saling tersambung di JCC. Menurut data dari panitia ada sekitar 300-an peserta. Tapi yang terbanyak adalah yang berasal dari pemerintah daerah level kabupaten (pemkab) atau kota (pemkot).
Sayangnya, tidak semua daerah menata stand-nya  dengan atraktif, sehingga banyak yang saya lewati  dengan mengamati secara sekilas saja. Untuk objek  wisata saya terkesan dengan Pemkab Siak (Provinsi Riau) karena memajang foto objek wisata Istana Sultan Siak yang eyecatching, ditambah lagi ada buku gratis berisi panduan wisata edisi lux yang lengkap memaparkan sekitar 20 objek wisata di sana.
Untuk kerajinan saya terkesan dengan produk mutiara dari Pemkab Lombok Timur. Memang Pulau Lombok terkenal sebagai penghasil mutiara yang dapat diolah menjadi aneka perhiasan dan merupakan cenderamata khas Lombok yang diburu wisatawan.Â
Agar menarik, ada beberapa jenis makanan yang disuguhi secara gratis kepada setiap pengunjung yang singgah. Saya sendiri dan istri memilih mencicipi combro yang dimasak langsung di sana sebagai bagian dari kampanye mencintai makanan tradisional.Â
Combronya enak sekali. Tapi saya tak membawa air mineral. Untung di sebelahnya ada stand dari sebuah perusahaan yang menjual aneka minuman kesehatan berupa jus buah-buahan. Untuk yang ini saya harus merogoh kocek Rp 30.000 untuk 2 botol.
Kemudian ada satu lorong yang berisi beberapa peserta dari negara jiran Malaysia. Di antaranya yang sempat saya singgahi adalah stand yang memamerkan bumbu masakan dalam kemasan. Saya kebagian satu bungkus bumbu masak kari daging secara gratis.
Ternyata dari referensi yang saya baca, industri halal di Malaysia lebih maju daripada Indonesia. Makanya ada juga satu stand yang memberi penjelasan prospek berinvestasi dengan pola bagi hasil yang ditanamkan pada perusahaan berbasis syariah di Malaysia.
Dalam hati saya berkata, enak aja kalau modal Indonesia ditanamkan di Malaysia. Bukannya justru kita yang harus aktif berkampanye agar modal Malaysia ditanam di negara kita?
Tentang brosur, setelah saya pilah-pilah di rumah, kebanyakan harus saya buang, kecuali buku panduan wisata dari Kabupaten Siak dan dari Kabupaten Belitung, serta sebuah majalah dari Kementerian Pertanian.
Kelihatannya tempat pengajian itu sudah penuh, sehingga ada yang memilih duduk lesehan di sebuah koridor yang di sana ada layar televisi yang menayangkan ceramah agama. Selain itu ada pula panggung untuk talkshow. Sayangnya pas saya di sana panggung ini lagi kosong.
Tapi bukan itu masalahnya. Yang "menyiksa" adalah kalau seseorang memanggil pengemudinya untuk menjemput ke lobi JCC, artinya si pengemudi harus berputar jauh, bayar parkir dulu, kemudian masuk lagi menjemput ke lobi JCC, lalu kembali melewati area parkir dengan membayar lagi agar bisa keluar JCC.
Hanya saja dari barang-barang yang dipamerkan, saya sendiri tidak melihat banyak perbedaan dengan berbagai pameran kuliner, wisata, atau kerajinan lainnya. Mungkin karena negara kita adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga produk yang beredar pun, tanpa embel-embel label halal, tetap saja secara implisit sudah dianggap halal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H