Stand peserta dari Malaysia (dok pribadi)
Memang, selain pemkab dan pemkot, lumayan banyak juga peserta pameran dari pihak pelaku usaha. Mereka kebanyakan memamerkan dan sekaligus menjual produk makanan dan minuman, kerajinan, pakaian batik atau pakaian lainnya.
Kemudian ada satu lorong yang berisi beberapa peserta dari negara jiran Malaysia. Di antaranya yang sempat saya singgahi adalah stand yang memamerkan bumbu masakan dalam kemasan. Saya kebagian satu bungkus bumbu masak kari daging secara gratis.
Ternyata dari referensi yang saya baca, industri halal di Malaysia lebih maju daripada Indonesia. Makanya ada juga satu stand yang memberi penjelasan prospek berinvestasi dengan pola bagi hasil yang ditanamkan pada perusahaan berbasis syariah di Malaysia.
Dalam hati saya berkata, enak aja kalau modal Indonesia ditanamkan di Malaysia. Bukannya justru kita yang harus aktif berkampanye agar modal Malaysia ditanam di negara kita?
Yang lesehan (dok pribadi)
Selama berkeliling di arena HIE, penyakit saya kambuh lagi, maksudnya kebiasaan saya untuk mengambil berbagai brosur dan mencicipi makanan sampel yang ditawarkan. Ada Pemkab Malang yang menyuguhkan aneka kripik. Ada pula yang menyuguhkan kurma muda yang terpaksa saya lepeh karena pahit. Tentu juga ada combro yang telah saya tulis di atas.
Tentang brosur, setelah saya pilah-pilah di rumah, kebanyakan harus saya buang, kecuali buku panduan wisata dari Kabupaten Siak dan dari Kabupaten Belitung, serta sebuah majalah dari Kementerian Pertanian.
Ramainya pengunjung HIE rupanya sebagian karena punya tujuan khusus, yakni mendengar pengajian atau ceramah agama dari uztad yang sudah terkenal. Pengajian ini mengambil tempat khusus yang luas di ujung sebelum pintu keluar. Namun keinginan saya untuk sekadar melongok tidak bisa karena tertutup tirai di sekelilingnya.
Kelihatannya tempat pengajian itu sudah penuh, sehingga ada yang memilih duduk lesehan di sebuah koridor yang di sana ada layar televisi yang menayangkan ceramah agama. Selain itu ada pula panggung untuk talkshow. Sayangnya pas saya di sana panggung ini lagi kosong.
Panggung untuk talkshow (dok. Pribadi)
Bagi yang datang membawa kendaraan dengan pengemudi yang tidak ikut masuk ke HIE, sedikit mengalami kesulitan. Di JCC saat ini ada gedung parkir baru yang hanya menerima pembayaran non tunai.Â
Tapi bukan itu masalahnya. Yang "menyiksa" adalah kalau seseorang memanggil pengemudinya untuk menjemput ke lobi JCC, artinya si pengemudi harus berputar jauh, bayar parkir dulu, kemudian masuk lagi menjemput ke lobi JCC, lalu kembali melewati area parkir dengan membayar lagi agar bisa keluar JCC.
Gedung Parkir JCC (dok pribadi)
Agak melelahkan bagi saya berkeliling di arena HIE selama hampir 90 menit. Namun ada hikmahnya, saya lebih memahami konsep halal yang rupanya betul-betul sudah merupakan bisnis gaya hidup yang mencakup banyak aspek keseharian ummat Islam.Â
Lihat Money Selengkapnya