Mungkin saja ada seorang pelamar yang tidak menemukan sisi kelebihannya karena Indeks Prestasi (IP)-nya biasa-biasa saja dan menghabiskan waktu kuliah maksimal, bahkan nyaris drop out (DO). Ia juga tidak aktif di kegiatan ekstra kurikuler karena harus membantu orang tuanya berjualan di sebuah warung kaki lima.
Kisah rekaan di atas sebetulnya bisa "dijual" sebagai kelebihan bila yang dikembangkan adalah sisi ketangguhannya tetap konsisten berjuang meraih gelar sarjana di tengah kondisi ekonomi keluarganya yang sulit.
Namun bila kisah tersebut dilihat dari sisi terlambatnya diwisuda ketimbang teman-temannya satu angkatan, maka menjadi contoh dari sebuah kelemahan. Karena menguraikan kelemahan "diwajibkan" oleh pewawancara, maka sebut saja kelemahan pada aspek time management.Â
Tapi tegaskan kembali bahwa saat ini sudah menemukan cara untuk mengatasinya dengan memilah-milah mana yang tugas utama dan tugas tambahan, serta meminimalkan  kegiatan yang tak ada kaitannya dengan target yang hendak dicapai.
Artinya, saat menyebut kelemahan pun, tekankan bahwa itu konteksnya dulu, sekarang sudah yakin mampu mengatasinya. Memang pertanyaan tentang kelemahan sedikit berbau jebakan. Tapi seseorang yang mengenal kelemahannya dan sudah tahu cara memperbaikinya, akan membuat pewawancara lebih terkesan.
Sedangkan untuk mengungkapkan kelebihan, kalau memang ada buktinya, tak usah sungkan mengatakannya. Dalam hal ini yang disebut bukti bukan saja berupa surat penghargaan atau gelar juara di berbagai bidang, tapi juga komentar positif dari orang lain.
Contohnya: "Banyak teman saya yang bilang saya orangnya sangat teliti, sehingga saya sering ditunjuk jadi bendahara bila ada kegiatan khusus". Gampang bergaul, senang membaca untuk mendapatkan berita terbaru, sering berinisiatif dalam menggagas acara kampus, juga bisa diklaim sebagai kelebihan.
Bila unsur kelebihannya sudah banyak diungkap tapi tidak menemukan unsur kelemahan, jangan sampai ngomong dengan pede bahwa tak punya kelemahan sama sekali. Mudah sebetulnya, ambil salah satu kelebihan tadi, namun pandang dari sisi sebaliknya.
Seperti contoh di atas, ketelitian dianggap sebagai kelebihan. Nah, kalau dipaksa harus menceritakan kelemahan, sebut saja karena ingin seteliti mungkin, maka membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan sesuatu.Â
Memang kelebihan dan kelemahan itu ibarat dua sisi dari sekeping koin. "Hati-hati" bisa berarti positif dari sisi akurasi, tapi bisa juga negatif bila terlalu berhati-hati sehingga terkesan penakut, lamban, dan sebagainya.Â
Semua tergantung pada sisi mana yang akan dielaborasi. Tapi pewawancara yang berpengalaman tentu tidak gampang menerima begitu saja, biasanya mereka meminta penjelasan lebih rinci.