Menurut rencana, dalam rangka merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1440 H yang bertepatan dengan tanggal 5 Juni 2019, Presiden Jokowi akan menggelar open house atau halal bihalal untuk masyarakat di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, seusai melaksanakan salat Idul Fitri.
Bila melihat pengalaman pada open house tahun-tahun sebelumnya, maka kali ini pun diduga akan banyak sekali warga dari segala lapisan yang datang. Tidak saja para pejabat tinggi, perwakilan negara-negara sahabat, para pengusaha papan atas, namun juga dari kalangan orang kebanyakan.
Menarik juga untuk mencermati, apakah akan hadir juga wajah-wajah politisi dari kubu  yang pada pilpres lalu berseberangan dengan kubu Jokowi-Ma'ruf? Sangat mungkin sebagian di antaranya akan datang bersilaturahmi dengan Presiden, terutama mereka yang memang sudah mulai mendekat seperti politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.
Apalagi Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, juga nota bene adalah pejabat tinggi negara sebagai Ketua MPR. Demikian pula Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan , karena jabatan yang disandangnya tentu juga akan hadir. Â
Namun tokoh inti yang dinanti-nantikan masyarakat, yakni Prabowo, masih jadi tanda tanya apakah akan menggunakan momen hari raya untuk bertemu dengan rival yang mengalahkannya pada dua kali pilpres itu. Adapun pasangan Prabowo, Sandiaga Uno, kabarnya berlebaran di Amerika Serikat.
Idealnya tentu saja momen Idul Fitri bisa merekatkan hubungan yang kurang harmonis antar para elit karena perbedaan politik. Toh, pada peristiwa Idul Fitri seharusnya faktor politik dipinggirkan dulu, dan lebih mengedepankan faktor silaturahmi.
Selain Prabowo, figur lain yang sering melontarkan pernyataan pedas terhadap Jokowi, perlu dicermati pula apakah akan hadir di open house tersebut. Figur dimaksud contohnya adalah Amien Rais dan Fadli Zon.
Tradisi berlebaran di negara kita memang tidak hanya dalam sehari dua hari saja. Bahkan pertemuan yang berlabel halal bihalal lumrah saja sampai 30 hari ke depan, bahkan lebih lama dari itu.
Makanya, bila pertemuan Jokowi-Prabowo urung terjadi saat open house, masih ada kesempatan bertemu yang sekaligus bisa menjadi ajang rekonsiliasi.
Tinggal lembaga, instansi, organisasi, atau komunitas mana yang berinisiatif mengadakan acara halal bihalal yang memungkinkan kedua pemimpin tersebut hadir dalam satu panggung.Â
Cara seperti ini terkesan lebih netral ketimbang open house di istana kepresidenan yang lebih bernuansa sebagai "area kekuasaan pemerintah", meski profil Jokowi sendiri terkenal sangat merakyat.