Memanfaatkan libur Sabtu (25/5/2019), saya sengaja mengunjungi Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari (selanjutnya saya singkat dengan MRHA) yang terletak di Jalan Daan Mogot KM 14,5 Jakarta Barat.
Meskipun sudah hampir 33 tahun saya menjadi warga DKI Jakarta, masih banyak masjid yang ikonik atau yang bersejarah yang belum pernah saya kunjungi. Makanya saya berkeinginan untuk mencicilnya bila ada kesempatan.
Saya teringat bahwa sekitar bulan April 2017, ketika itu masih suasana kampanye pilgub DKI, ramai diberitakan bahwa Basuki Tjahaja Purnama, lebih dikenal dengan nama
Ahok, yang masih menjabat sebagai gubernur, meresmikan masjid raya yang digagas dan didanai oleh Pemprov DKI Jakarta.
Jadi, waktu meninggalkan rumah menuju MRHA, saya bilang ke istri yang ikut menemani, bahwa saya tertarik ke masjid itu, di samping statusnya sebagai masjid raya dan menyandang nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), juga karena diresmikan oleh Ahok.
Setelah menempuh lebih dari satu jam perjalanan pakai kendaraan pribadi dari rumah saya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, sampailah saya di MRHA. Saya kaget waktu membaca prasasti peresmiannya, ternyata dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tanggal 15 April 2017.
Langsung saja saya berselancar di dunia maya mencari berita seputar peresmian MRHA. Ternyata berita di awal April 2017 memang menulis rencana Ahok meresmikan masjid. Tapi akhirnya mengingat MRHA mulai dibangun tahun 2013 saat Jokowi masih Gubernur DKI, maka beliau juga yang meresmikan.
Urungnya Ahok meresmikan masjid, bahkan juga tidak ikut mendampingi Presiden, karena di tanggal peresmian, Sumarsono telah bertugas sebagai Plt Gubernur DKI.
Rumput kurang terawat (dok pribadi)
Baik, saya hentikan berselancar. Saya harus menunaikan salat Zuhur karena azan sudah berkumandang. Maka segera saya naik ke lantai 2 tempat ruang utama dan sekaligus ada tempat wuduk di sisi kanan untuk jamaah pria dan sisi kiri untuk wanita.
Sayang sekali, di masjid yang amat luas itu (bangunan seluas 16.985 m2 di atas tanah seluas 2,4 ha milik pemprov), relatif sepi dari jamaah. Hanya satu saf (baris) yang ikut salat berjamaah di atas karpet merah yang terkesan mewah.
Sehabis salat baru saya puaskan berkeliling area MRHA. Saya mengagumi arsitekturnya yang tanpa kubah, tapi atapnya berbentuk limas dan dari halaman luar terlihat seperti segi tiga yang diapit oleh lima menara.
Ornamen berupa segi tiga berukuran besar pula yang terlihat di dinding depan ruang utama tempat imam memimpin salat atau menjadi latar belakang tempat khatib berkhotbah.
Lihat Kurma Selengkapnya