Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Tiket Olimpiade Tokyo 2020, Kado Peringatan Harkitnas dari Lalu Muhammad Zohri

20 Mei 2019   02:43 Diperbarui: 20 Mei 2019   03:04 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang kita peringati setiap tanggal 20 Mei, rupanya turut menjadi momen kebangkitan bagi seorang sprinter andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri.

Dari ajang Seiko Golden Grand Prix yang berlangsung di Osaka, Jepang, Minggu (19/5/2019) terbetik berita gembira setelah Zohri memastikan meraih tiket untuk bertarung di Olimpiade Tokyo 2020 pada lomba lari paling bergengsi, nomor 100 meter putra.

Batas waktu agar seorang sprinter lolos ke Olimpiade adalah 10,05 detik. Sebelum ikut ajang di Osaka tersebut, Zohri yang menjadi manusia tercepat se Asia Tenggara itu, baru saja memecahkan rekor nasional sekaligus rekor Asia Tenggara yang bertahan selama 10 tahun atas nama pelari Suryo Agung Wibowo dengan waktu 10,17 detik. 

Suryo Agung mencetak rekor tersebut pada saat meraih medali emas SEA Games Laos 2009. Kemudian Lalu Muhammad Zohri memecahkannya menjadi 10,13 detik yang dicetak saat mengikuti Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang dilangsungkan di Doha, Qatar, 22 April 2019 lalu.

Dengan catatan 10,13 detik tersebut, meskipun itu sejarah baru buat atletik nasional, belum mampu meloloskan Zohri ke Olimpiade. Tapi dengan tekad yang kuat dan barangkali juga terinspirasi dari momen Harkitnas, Zohri berhasil memecahkan rekor nasional atas namanya sendiri dengan waktu 10,03 detik. 

Luar biasa prestasi remaja asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, tersebut, karena telah berhasil mengenggam tiket Olimpiade Tokyo tahun depan. Sejauh ini Zohri merupakan satu-satunya pelari Asia Tenggara yang telah menembus batas waktu untuk Olimpiade.

Seperti yang dilansir dari bolalob.com (19/5/2019), dalam perlombaan di Osaka tersebut, Zohri berhasil finish di urutan ketiga, di belakang Justin Gatlin dari Amerika Serikat dan Yoshinode Kiryu dari Jepang. 

Gatlin merupakan pelari veteran yang meraih medali emas Olimpiade 2004 dan medali perak Olimpiade 2016. Sedangkan Kiryu adalah pelari yang mengungguli Zohri di Doha bulan April lalu. Saat itu Zohri menyabet medali perak dan medali emas diraih Kiryu.

Prestasi atletik Indonesia sudah lama tidak bergaung, dan Zohri muncul menjadi bintang yang dikenal luas setelah meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Atletik Junior 2018 di Finlandia. Sekarang anak muda yang belum genap berumur 19 tahun itu (lahir 1 Juli 2000 di Lombok Utara), telah berlomba di kelompok senior.

Sepulang dari Finlandia, Zohri mendapat apresiasi khusus dari Presiden Joko Widodo yang menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, untuk merenovasi rumah Zohri yang berasal dari keluarga nelayan yang sederhana di Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Menurut pelatih yang membina Zohri sejak menjadi atlet nasional, Eni Nuraeni Sumartoyo, keungulan Zohri terletak pada ayunan kakinya yang panjang. Namun tekniknya saat melakukan start masih bisa diasah lagi, sehingga  punya potensi untuk meraih medali di Olimpiade mendatang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun