Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bagaimana Mengangkat Gengsi Pendidikan Vokasi?

1 Mei 2019   20:15 Diperbarui: 3 Mei 2019   04:49 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Deutsche Welle

Bahkan kemarahan orang tua bisa demikian memuncak bila anaknya bersikap "aneh". Contohnya, sudah bekerja di sebuah perusahaan mapan atau di kementerian tertentu, eh si anak tidak betah dan mengajukan resign untuk merintis berwirausaha. Bagi banyak orang tua, berbisnis itu sangat tidak menjamin masa depan, tidak ada uang pensiunnya.

Maka paling tidak ada dua hal yang ingin diungkapkan melalui tulisan ini, pertama, perlu usaha lebih keras lagi dari berbagai pihak untuk mengangkat gengsi pendidikan vokasi. Beberapa SMK dan politeknik sebenarnya sudah bagus kualitasnya, tapi upaya promosi yang lebih modern diperlukan agar lebih dikenal.

Mungkin ada yang berkomentar, buat apa mengurus soal gengsi, yang penting substansi. Betul, substansi menjadi hal terpenting, namun di era ketika semua orang ingin tampil di media sosial, maka mau tak mau faktor gengsi harus ikut diperhitungkan.

Kedua, para orang tua perlu lebih membuka wawasan. Bila semua orang tua berpikiran menjadi pegawai negeri atau menjadi karyawan perusahaan milik negara atau swasta terkenal, adalah satu-satunya pilihan yang harus dikejar anaknya, jelas akan menambah jumlah penganggur karena daya tampung yang amat terbatas. 

Dengan berwiraswasta yang justru menciptakan lapangan kerja, bukankah profesi yang lebih mulia? Tentu dengan catatan dilakukan secara beretika dan mematuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku, tidak main sogok untuk dapat proyek.

Sumber gambar: Deutsche Welle
Sumber gambar: Deutsche Welle

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun