Saya sendiri sudah lama sekali tidak lagi naik bus Jakarta-Padang. Hanya pada beberapa tahun pertama sejak saya bekerja di Jakarta tahun 1986, saya naik bus. Tentu juga alasannya karena faktor ekonomi. Saat itu, tarif pesawat sekitar Rp 100.000, sedangkan tarif bus cuma Rp 25.000 untuk kelas eksekutif dan Rp 18.000 untuk kelas ekonomi.
Gaji saya pada saat tersebut sebagai staf junior di sebuah perusahaan milik negara baru Rp 270.000. Kalau pulang kampung naik pesawat, saku bisa jebol.
Seiring dengan kemajuan karir saya di kantor yang berdampak pada kenaikan gaji, di lain pihak dengan maraknya persaingan harga tiket pesawat yang membuat tarifnya hanya sedikit di atas tarif bus eksekutif, membuat saya selalu naik pesawat kalau pulang ke kampung.Â
Pernah juga sih lewat darat, tapi itu berkonvoi membawa kendaraan pribadi  dengan kerabat dalam rangka pulang basamo ketika mudik lebaran.Â
Mendengar kisah teman saya di atas, ada keinginan saya untuk menjajal bus Jakarta-Padang, menapaktilasi pengalaman sekitar tiga puluh tahun lalu, tentu dengan kondisi bus yang harusnya lebih nyaman ketimbang bus jadul.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H