Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mampukah Persebaya Bikin Kejutan Memboyong Piala Presiden?

12 April 2019   06:56 Diperbarui: 12 April 2019   13:39 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Presiden, turnamen pramusim di Indonesia. (DOK. PSSI)

Dalam hitungan jam, turnamen Piala Presiden tahun ini akan berakhir. Dua klub terbaik sesama berasal dari Jawa Timur akan bertarung selama 90 menit untuk menentukan klub mana yang berhak memboyong trofi yang dirancang dengan artistik ini oleh seniman dari Yogyakarta.

Dua klub dimaksud adalah Persebaya Surabaya dan Arema Malang. Pada laga final leg pertama, Selasa (9/4/2019) lalu, Persebaya yang menjadi tuan rumah di Gelora Bung Tomo Surabaya hanya mampu bermain imbang 2-2 dengan Arema.

Nah tentu saja Arema yang pada laga leg kedua malam ini, Jumat (12/4/2019), menjadi tuan rumah di Stadion Kanjuruhan Malang lebih diuntungkan. Sekiranya skor akhir imbang 0-0 atau 1-1, maka Presiden Joko Widodo yang rencananya akan hadir pada laga penutupan tersebut akan menyerahka trofi pada Arema.

Maka, bagi Persebaya jika ingin membuat kejutan, harus mampu memenangi pertandingan. Kalaupun seri, harus dengan skor minimal 3-3. Ketentuannya, bila seri, tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang lawan, itulah yang menang.

Persebaya tidak saja harus menghadapi sebelas orang pemain Arema, tapi juga puluhan ribu Aremania yang memenuhi tribun stadion yang dengan berbagai atraksinya akan membakar semangat pemain Arema.

Baca juga: Yang Biasa dan Tidak Biasa di Piala Presiden 2018

Tapi bukan hal yang mustahil Persebaya mencetak sejarah. Trio pemain asingnya lumayan menjanjikan yakni Damian Lizio, Manu Dzalilov dan Amido Balde.

Belum lagi kelincahan Irfan Jaya dan Osvaldo Haay yang bisa menyulitkan barisan pertahanan Arema. Namun tentu Hamka Hamzah sebagai palang pintu Arema akan menghadang setiap penetrasi penyerang Persebaya.

Di lain pihak, kunci permainan Arema berada di kaki Makan Konate, pemain berpaspor Mali, yang cerdik mencari ruang kosong, tajam umpan-umpannya, dan tendangan bebasnya juga dahsyat. Gol kedua Arema di Gelora Bung Tomo lahir dari tendangan bebas Makan Konate.

Tak ada jalan lain, Otavio Dutra yang menjadi jenderal di daerah pertahanan Persebaya harus menempel ketat Makan Konate, tanpa mengurangi kewaspadaan pada pergerakan lincah Ricky Kayame, pemain yang tahun lalu masih berseragam Persebaya.

Laga pamungkas tersebut juga menjadi adu gengsi antar dua orang top skor, Manu Dzalilov dari Persebaya dan Dedik Setiawan dari Arema. Juga adu kehebatan juru racik antar pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman dan pelatih Arema, Milomir Seslija.

Jika Persebaya gagal membuat kejutan, maka Arema akan mengulang prestasi mereka di tahun 2017 lalu, saat meraih Piala Presiden dengan mengalahkan Borneo FC di laga final.

Yang jelas, baik Persebaya maupun Arema, sama-sama menganut permainan terbuka, agresif dalam menyerang. Hal ini diyakini akan menjadi tontonan yang menghibur. 

Sepanjang kedua klub bermain dengan performa terbaiknya, wasit mampu memimpin secara adil, dan tidak ada aksi anarki penonton, maka klub mana yang menang tidak perlu diperdebatkan, toh semua demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun