PSM Makassar kurang beruntung pada turnamen Piala Presiden tahun ini karena tersisih pada babak penyisihan. Namun ternyata ada hikmahnya, PSM bisa fokus pada turnamen yang lebih bergengsi di level Asia, Piala AFC.
PSM bersama dengan Persija Jakarta menjadi wakil Indonesia dalam kompetisi antar klub Asia tahun ini pada kasta kedua. Untuk kasta tertinggi yang disebut dengan Liga Champions Asia, tak satupun klub Indonesia yang berhak tampil, setelah Persija gagal di babak play-off.
PSM tergabung di Grup H bersama Home United Singapura, Lao Toyota Laos, dan Kaya FC Filipina. Dari dua kali pertandingan yang sudah dijalaninya, PSM telah meraih poin 4, dari sekali seri 1-1 melawan Home United dan menang 7-3 atas Lao Toyota.
Selasa sore ini (2/4/2019), bertindak sebagai tuan rumah, PSM Makassar menjamu pemuncak klasemen sementara Kaya FC. Namun bukan berarti PSM bermain di Makassar. Berhubung stadion di kota anging mamiri tersebut dinilai AFC belum layak menggelar pertandingan di level Asia, akhirnya yang menjadi homebase PSM adalah Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Makanya dapat dimengerti bila tribun stadion banyak yang kosong. Hanya di beberapa sudut terlihat pendukung PSM yang tetap bersemangat bernyanyi atau bersorak sepanjang pertandingan.
Sayang sekali, PSM yang bila tidak lengah  pada tiga menit terakhir sudah mengkudeta Kaya FC di puncak klasemen sementara, akhirnya harus puas bermain imbang 1-1. Tentu saja ini kerugian buat PSM yang pada leg kedua nanti harus terbang ke kota Iloilo, Filipina, bertemu lagi dengan Kaya FC.
Sepanjang babak pertama, terlihat PSM bermain tidak efektif. Sering melakukan serangan dengan terburu-buru yang jadi bumerang dengan serangan balik Kaya FC melalui umpan lambung silang yang berbahaya. Beruntung PSM tidak kebobolan.
Mengawali babak kedua, PSM sudah mampu tampil lebih baik. Pada menit 53 Erro Markkanen, pemain asal Finlandia yang baru direkrut PSM berhasil membobol gawang Kaya lewat sontekannya, namun dianulir wasit karena Eero sudah dalam posisi offside.
Satu menit kemudian karena pelanggaran terhadap Eero, wasit menunjuk titik putik. Eero yang menjadi algojo tidak menyia-nyiakan peluang emas tersebut. Meskpun tendangannya sempat diblok penjaga gawang Kaya, tapi bola tetap masuk gawang, 1-0 buat PSM.
Pada menit 69 giliran gol Connor Tacagni dari  Kaya FC yang tidak disahkan wasit karena juga terkena offside. Kaya makin gencar menyerang, tapi pemain PSM tampil disiplin mempertahankan daerah pertahanannya.
Sampai menit ke 90 PSM masih tetap unggul, dan wasit memberikan tambahan waktu 5 menit karena sebelumnya beberapa kali permainan terhenti saat ada pemain yang tergeletak.
Petaka terjadi pada menit 90+3, ketika pemain PSM melalukan pelanggaran yang berbuntut tendangan bebas bagi Kaya FC. Tendangan ini mampu diteruskan dengan sontekan Marwin Angeles yang bebas tidak terkawal oleh pemain PSM.
Kemenangan PSM yang sudah dalam genggaman, terlepas sudah, karena kelengahan menjelang pertandingan berakhir. Sebaliknya semua pemain dan pelatih Kaya FC bersorak gembira mampu mencuri poin di kandang lawannya.
PSM masih berpeluang lolos dari babak penyisihan bila pada tiga pertandingan berikutnya, termasuk bertandang ke Filipina, mampu meraih kemenangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H